"Kalau memang ada kendala, hendaknya mereka lapor ke kami. Sayang kalau aset dibiarkan begitu saja sementara azas manfaatnya sangat besar," pungkasnya.
BACA JUGA:Produksi Gabah di Bengkulu Turun, Tahun Depan Harus Digenjot, Ini Bukti Perhatian Pemerintah
BACA JUGA:Tujuh Desa Di Seluma Belum Cairkan Dana Desa Tahap Akhir, Anggaran Bisa Jadi Silva, Ini Alasannya
Pertashop di Bengkulu Selatan kurang diminati, bahkan ada yang membutuhkan waktu berbulan bulan untuk menghabiskan BBM satu kali pemasokan.
Kondisi ini membuat pengelola merasa merugi, apalagi mereka harus mengeluarkan biaya untuk upah petugas pompa despenser.
BACA JUGA:Dua Pria di Bengkulu Ditangkap Polisi, Kasusnya Berat
BACA JUGA:Guru di bengkulu Selatan Tersenyum Lebar, 4 Tambahan Penghasilan Cair, SPM Sudah Diterbitkan
Sehingga para pengelola lebih memilih menutup usahanya dibandingkan harus merugi.
Berbeda dengan Kabupaten Kaur, di Kaur Pertashop rata rata berjalan. Kebanyakan pelanggan adalah para nelayan yang lebih memilih memakai BBM non subsidi di Pertashop untuk menghindari antrean. (red)