RASELNEWS.COM - Hamil anggur adalah salah satu kondisi kehamilan di mana terjadi kelainan pertumbuhan pada ari-ari atau jaringan di dalam rahim. Kejadian ini sekitar satu dari 1000 kehamilan.
Hamil anggur biasanya disebabkan oleh kesalahan pada saat pembuahan, seperti sel telur yang tidak normal dibuahi oleh sperma.
BACA JUGA:Bukan Terlambat Haid, Ini 13 Tanda Kehamilan Awal yang Banyak Tak Disadari Calon Ibu
Gejalanya meliputi perdarahan pada trimester pertama dengan warna yang bervariasi dari coklat kehitaman hingga merah, serta keluarnya jaringan yang mirip kista. Tambahan gejala bisa berupa kontraksi, nyeri perut, mual, muntah, dan gejala seperti hipertiroidisme.
Faktor risiko hamil anggur termasuk usia ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun. Pencegahannya meliputi menghindari kehamilan pada rentang usia tersebut.
BACA JUGA:Inilah 7 Jenis Ikan yang Tinggi Merkuri, Kurangi Konsumsi Ikan Ini, Terutama Ibu Hamil
Diagnosis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan USG setelah pasien mengeluhkan pendarahan dan gejala lainnya. Pengobatan meliputi kuretase untuk mengangkat jaringan tidak normal di rahim, yang dilakukan di bawah bius.
Pasca pengobatan, perlu dilakukan pemantauan untuk memastikan tidak ada komplikasi lebih lanjut, termasuk potensi perkembangan menjadi kanker.
Setelah pengobatan, tidak ada larangan untuk berhubungan seksual, tetapi disarankan untuk menggunakan kontrasepsi guna mencegah kehamilan yang terlalu cepat setelah hamil anggur.
Terdapat dua tipe hamil anggur, yaitu komplit (tanpa janin) dan parsial (dengan janin). Keduanya memerlukan monitoring untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. (and)