RASELNEWS.COM - Harga mobil listrik bekas yang jatuh drastis seolah tidak ada yang mau membelinya. Mobil yang dulu menjadi simbol masa depan kini seperti kehilangan nilai di pasar mobil bekas.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang membuat harga mobil listrik bekas anjlok begitu cepat? Ada rahasia besar di balik tren ini yang mungkin belum banyak diketahui orang, dan bisa mengubah pandangan Anda tentang mobil listrik selamanya.
Mobil listrik saat ini memang menjadi tren global, termasuk di Indonesia. Namun, ada satu fenomena menarik yang perlu diperhatikan, yaitu penurunan harga mobil listrik bekas yang sangat signifikan.
BACA JUGA:Bersaing Segmen Mobil listrik premium, Volvo EX90 dibanderol Segini
Pahadl bagi banyak orang harga jual kembali kendaraan adalah salah satu pertimbangan utama sebelum membeli mobil, terutama bagi kalangan menengah yang ingin memastikan investasi mereka tidak merosot dalam waktu singkat.
Hal pertama yang perlu dipahami adalah kekhawatiran tentang usia dan daya tahan baterai. Baterai adalah komponen paling mahal dalam mobil listrik, dan umur baterai sangat mempengaruhi nilai jual kembali kendaraan tersebut.
Sebagai contoh, harga baterai untuk Wuling Air EV, salah satu mobil listrik populer di Indonesia, bisa mencapai lebih dari Rp100 juta untuk varian long range.
BACA JUGA:Mobil Listrik Asal Cina Masuk Lagi Indonesia, Lebih Mewah dari Innova, Harga Setara Avanza
Bayangkan jika harga mobil bekasnya hanya sekitar Rp150 juta, biaya penggantian baterainya hampir setara dengan harga mobil baru. Ini tentu menjadi momok bagi calon pembeli, terutama mereka yang berpikir untuk investasi jangka panjang.
Bahkan untuk mobil listrik kelas atas seperti Hyundai Ioniq 5, harga baterai pengganti bisa mencapai Rp300 juta atau lebih, setara dengan lebih dari setengah harga mobil bekasnya.
Hal ini membuat banyak konsumen berpikir ulang tentang kepraktisan dan nilai investasi dari mobil listrik bekas.
BACA JUGA:Mobil Terlaris Juli 2024: Toyota Innova Terdepan, BYD Mobil Listrik Paling Diminati
Selain itu, ada kekhawatiran tentang ketersediaan infrastruktur pengisian daya di Indonesia. Meskipun jumlah SPKLU atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum terus bertambah, terutama di kota-kota besar, banyak orang masih meragukan kemudahan akses pengisian daya, terutama jika bepergian ke luar kota. Hal ini juga berkontribusi pada rendahnya minat terhadap mobil listrik bekas.
Teknologi mobil listrik juga berkembang sangat cepat. Mobil-mobil listrik terbaru biasanya memiliki fitur lebih canggih dan efisiensi baterai yang lebih baik, jarak tempuh yang lebih jauh, serta waktu pengisian daya yang lebih singkat.
Ini membuat model lama cepat usang, sehingga harga jualnya turun drastis. Sebagai contoh, Wuling Air EV yang diluncurkan pada tahun 2022 dengan harga sekitar Rp238 juta hingga Rp300 juta, kini harganya di pasar mobil bekas sudah turun hingga sekitar Rp150 juta.
BACA JUGA:Raih Predikat Mobil Listrik Terlaris di Indonesia, Begini Spesifikasi dan Harga Chery Omoda 5 EV
Garansi baterai juga menjadi faktor penting dalam penurunan harga mobil listrik bekas. Beberapa produsen mulai menawarkan garansi baterai seumur hidup, yang membuat mobil listrik baru lebih menarik.
Mobil bekas dengan garansi baterai terbatas kurang diminati karena calon pembeli khawatir akan biaya penggantian baterai yang sangat mahal di masa depan.
Selain itu, regulasi dan insentif pemerintah saat ini lebih fokus pada mobil listrik baru. Jika regulasi dan insentif diperluas untuk mencakup mobil bekas, mungkin harga mobil listrik bekas bisa sedikit lebih stabil.
BACA JUGA:Terjual 596 Unit, SUV Asal China Ini Raih Posisi Mobil Listrik Terlaris Juni 2024, Berikut Daftarnya
Di negara-negara maju seperti Norwegia, penjualan mobil listrik bekas tetap tinggi karena dukungan infrastruktur yang kuat dan kesadaran lingkungan yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, mobil listrik bisa menjadi pilihan yang menarik dan ekonomis di masa depan.
Ke depan, teknologi baterai solid-state yang lebih efisien dan tahan lama sedang dikembangkan. Jika berhasil diimplementasikan, ini bisa membuat harga mobil listrik bekas lebih stabil karena kekhawatiran tentang usia baterai dapat diminimalkan.
Jadi, bagi Anda yang masih mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti harga baterai, perkembangan teknologi, infrastruktur pengisian daya, dan biaya perawatan.
BACA JUGA:BYD Umumkan Mobil Listrik Terbaru SUV Sealion 07 yang Gagah dan Canggih