RASELNEWS.COM - Seoarang Psikolog Halina Maulidha, M.Psi, menyebut pengaruh media sosial dan rendahnya rasa percaya diri menjadi faktor utama yang membuat remaja mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif.
"Kurangnya rasa percaya diri adalah salah satu faktor remaja rentan terpengaruh hal yang negatif. Hal ini biasanya disebabkan oleh pola asuh yang ammbuat anak merasa di remahkan," kata Halina.
BACA JUGA:'Bengkulu Selatan Berdarah Lagi' Giliran Remaja Baku Hantam di Taman Merdeka, Satu Korban Terluka?
BACA JUGA:VIRAL di TikTok! Remaja Ancam Kapolres Pagaralam, Tak Terima Ditilang Polisi
Selain itu, kemampuan anak remaja dalam mengontrol perilaku yang masih kurang, permusuhan, kurang perhatian serta pengaruh media sosial juga menjadi alasan remaja rentan mudah terpengaruh hal yang negatif.
Halina menambahkan, banyak remaja yang terlibat dalam hal negatif karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tua dan lingkungan.
BACA JUGA:Mencegah Jerawat! 5 Pelembap Wajah Ini Cocok untuk Remaja
BACA JUGA:Tenggak Arak Campur Obat Anti Mabuk, Remaja Rejang Lebong Ditemukan Meninggal Dunia di Kolam
Meskipun terlihat sebagai pelaku, para remaja yang terlibat dalam perilaku negatif sering kali juga merupakan korban dari pola asuh yang kurang optimal.
"Pelaku bullying biasanya pernah menjadi korban bullying. Ketika masalah saat menjadi korban tidak terselesaikan, mereka memasuki lingkungan baru dan berusaha tampil superior, yang akhirnya membuat mereka menjadi pelaku," jelas Halina.
Menurut Halina, hal ini umum terjadi pada remaja karena mereka sedang mencari jati diri. Mereka cenderung ingin diterima dan diapresiasi oleh lingkungan.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Video 25 Detik Remaja Tanpa Busana Beredar di Medsos, Diduga Siswi Bengkulu Selatan
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Satpol PP Seluma Temukan 2 Pasang Remaja di Laboratorium DLHK dan Lapangan Bola
"Oleh sebab itu, remaja perlu berhati-hati terhadap diri sendiri, lingkungan pertemanan, hingga pengaruh dari media sosial dan game online,"katanya.
Untuk mencegah pengaruh buruk tersebut, Halina menyarankan agar remaja diarahkan untuk mengenali dan mengembangkan diri.
Misalnya, dengan melakukan aktivitas yang mereka sukai. "Kita adalah desainer diri kita sendiri.
Jika ingin membentuk konsep diri yang positif pada remaja, berikan stimulus positif dan aktivitas yang mendukung," kata Halina.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Shafa, Remaja 16 Tahun Yang Pernah Menggantikan Tugas Bupati Bengkulu Selatan
BACA JUGA:Kronologis Remaja di Bengkulu Selatan Digilir Enam Pria, TKP di Hutan, Pondok Sawah Hingga Kamar Penginapan
Peringatan juga bagi orang tua dan orang dewasa agar tidak langsung memberikan label negatif pada anak.
Sebaiknya, orang tua dapat introspeksi apakah cara komunikasi dan stimulus yang diberikan kepada remaja sudah tepat. (**)