RASELNEWS.COM - Studi terbaru mengungkap bahwa penggunaan rutin paracetamol, obat pereda nyeri yang sering digunakan, dapat meningkatkan risiko komplikasi serius pada lansia, termasuk masalah gastrointestinal, jantung, dan ginjal.
Dilansir dari Medical Daily, paracetamol, atau dikenal sebagai asetaminofen, umumnya digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang.
Obat ini juga sering dikombinasikan dalam produk untuk alergi, pilek, dan flu.
BACA JUGA:Bukan Rp600 Ribu, Pasangan Lansia Penerima Bansos PKH 2023 Dapat Rp1.200.000 per Tahap
BACA JUGA:Yes..Pemerintah Siapkan Dana Bansos Rp479 Triliun untuk Lansia Pemegang KIS, Segera Daftar di Sini
Walaupun gampang didapatkan dan dianggap obat yang paling aman, mengkonsumsi empat gram lebih asetaminofen setiap hari, akan berisiko terhadap kesehatan.
Kesulitan melacak total konsumsi asetaminofen semakin meningkat ketika zat ini terkandung dalam berbagai produk obat.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Arthritis Care and Research menyoroti dampak penggunaan jangka panjang paracetamol dalam mengatasi nyeri kronis akibat osteoartritis.
BACA JUGA:Alhamdulillah Tak Ada Lagi Pembatasan Usia untuk Haji 2023, Lansia 60 Tahun Lebih Bisa Berangkat
BACA JUGA: 14 Disabilitas dan 20 Lansia di Bengkulu Selatan, Diberi Bantuan Kemensos
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan rutin paracetamol dapat memicu komplikasi serius seperti tukak lambung, hipertensi, gagal jantung, dan penyakit ginjal kronis.
Profesor Weiya Zhang, salah satu peneliti, menyatakan bahwa paracetamol selama ini direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk osteoartritis pada lansia karena dianggap memiliki risiko rendah.
Penelitian ini menganalisis data kesehatan lebih dari 180.000 lansia berusia 65 tahun ke atas yang menerima resep paracetamol berulang—didefinisikan sebagai dua resep atau lebih dalam kurun enam bulan.
BACA JUGA:Wisuda Santri Remaja dan Lansia di Bengkulu Selatan Batal Digelar
BACA JUGA:Dipukul Pakai Sandal Lansia Lapor Polisi
Data tersebut dibandingkan dengan kelompok sekitar 400.000 lansia lain yang tidak menerima resep berulang.
Berdasarkan hasil penelitian, Konsumsi paracetamol berlebihan meningkatkan risiko terhadap:
- Risiko pendarahan tukak lambung naik 24%
- Risiko tukak lambung tanpa komplikasi naik 20%
- Risiko pendarahan saluran cerna bagian bawah naik 36%
- Risiko gagal jantung naik 9%