Sedangkan untuk kalangan profesional, kamu bisa menawarkan barang dengan harga lebih tinggi. Selain harga, brand juga menjadi perhatian utama, terutama untuk produk seperti skincare. Pastikan katalog barang yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik.
3. Daftar Tempat Pembelian Barang
Pilih tempat pembelian barang dengan hati-hati. Hindari membeli dari toko sembarangan karena kualitas barang belum tentu terjamin.
BACA JUGA:Jualan Apa yang Laris di Kampung? Berikut 5 Ide Usaha Rumahan yang Banyak Dicari Tetangga
Pilih toko atau pusat perbelanjaan yang terpercaya dan mudah dijangkau. Pastikan juga lokasi pembelian tidak terlalu jauh agar biaya transportasi tetap efisien.
4. Hitung Biaya dan Tentukan Harga Jual
Harga jual barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga beli barang, tetapi juga oleh biaya tambahan seperti ongkos transportasi.
Catat semua pengeluaran saat membeli barang. Misalnya, jika kamu membeli sepatu seharga Rp20.000 dan ongkos transportasi sebesar Rp10.000, harga jual yang tepat adalah sekitar Rp30.000 hingga Rp35.000.
BACA JUGA:All New Mitsubishi Triton Makin Buas, Sangat Cocok Untuk Pengusaha Tambang dan Perkebunan, Begini Rahasianya
5. Strategi Promosi untuk Membangun Kepercayaan Pelanggan
Media sosial merupakan sarana promosi yang sangat efektif saat ini. Banyak penjual yang sukses menggunakan Facebook, Instagram, atau marketplace untuk menawarkan barang.
Pastikan barang yang dijual sesuai dengan gambar dan deskripsi yang ditampilkan agar reputasimu tetap baik.
BACA JUGA:Menkeu Pangkas Tarif Ekspor Kelapa Sawit, Pengusaha Berharap Industri Pulih
Saat mendapatkan konsumen pertama, berikan pelayanan terbaik, kirimkan barang sesuai permintaan, dan berikan harga yang wajar. Kepuasan pelanggan pertama dapat meningkatkan kepercayaan dan membantumu mendapatkan konsumen lainnya.
Demikian lima hal yang perlu diperhatikan saat memulai bisnis jasa titip. Pahami betul cara kerjanya dan terus berusaha meski banyak pesaing.
Ingatlah petuah dari Jeffrey Bezos, pengusaha terkaya dunia, yang menyarankan agar fokus pada konsumen, bukan pesaing. Dengan begitu, kamu bisa menjadi pionir dalam bisnis ini. (**)