AI Semakin Mengancam Pekerja! Setengah Pekerjaan Pemula Bisa Hilang pada 2030

AI Semakin Mengancam Pekerja! Setengah Pekerjaan Pemula Bisa Hilang pada 2030

AI Semakin Mengancam Pekerja! Setengah Pekerjaan Pemula Bisa Hilang pada 2030-istimewa-freepik.com

RASELNEWS.COM - Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin cepat memicu kekhawatiran hilangnya banyak pekerjaan. CEO Anthropic memprediksi, hingga 50 persen pekerjaan tingkat pemula atau entry level bisa lenyap dalam lima tahun ke depan, tepatnya pada 2030.

BACA JUGA:Anda Pekerja Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025? Segera Login! Begini Caranya

Mengutip Forbes, Co-Founder FlightStory itu menyebut lapisan pekerjaan pemula berpotensi menghilang seiring laju otomatisasi.

Prediksi ini sejalan dengan laporan Goldman Sachs pada 2023 yang memperkirakan hampir 20% tugas kerja global akan diambil alih AI.

Di Amerika Serikat, dua pertiga pekerjaan sudah terpapar otomatisasi sebagian, dan tren ini belum menunjukkan tanda melambat.

BACA JUGA:Beasiswa Sawit 2025 dari Kementan Resmi Dibuka di Seluma, Sasar Anak Petani dan Pekerja Sawit, Daftar di Sini

Tanda-tanda Sudah Terlihat

Contoh nyatanya datang dari Salesforce yang mengaku AI kini menangani 50 persen pekerjaannya. CEO Amazon, Andy Jassy, bahkan memprediksi akan ada lebih banyak pemangkasan karyawan seiring kemajuan teknologi ini.

Inovasi seperti agentic AI yang bisa bekerja mandiri, gelombang PHK karena AI, serta pembaruan model bahasa besar seperti ChatGPT-5 menjadi sinyal kuat bahwa otomatisasi akan terus berkembang.

BACA JUGA:Pekerjaan DD Way Hawang Rampung, Kualitas Ekonomi Warga Meningkat

Menurut laporan McKinsey, World Economic Forum, dan Coursera, pekerjaan yang paling rentan adalah yang repetitif, minim interaksi manusia, dan mengikuti pola tetap, terutama jika perusahaan sudah berencana mengadopsi AI.

Lima Sektor Paling Berisiko

Data Coursera mengungkap lima kategori pekerjaan yang paling terancam:

- Manufaktur dan produksi

- Administrasi dan pekerjaan kantor

BACA JUGA:7.100 Pekerja di Kaur Dijamin BPJS Ketenagakerjaan

- Transportasi dan logistik

- Ritel

- Penjualan (termasuk lead generation dan layanan pelanggan)

Otomatisasi di sektor ini sudah berlangsung lama, mulai dari robot pabrik, kasir swalayan, hingga chatbot layanan pelanggan. Dampaknya akan terasa besar, khususnya bagi pekerja yang telah lama bergantung pada sektor tersebut.

BACA JUGA:Pemerintah Sediakan KUR untuk Pekerja Migran Indonesia, Limit Hingga 100 Juta

Strategi Bertahan di Era AI

Yonchev menyarankan pekerja mulai beradaptasi dengan memanfaatkan AI dalam peran mereka. Misalnya, tenaga penjualan bisa fokus membangun hubungan strategis dengan pelanggan besar sambil memanfaatkan AI untuk mendukung proses penjualan.

Pekerjaan berisiko rendah seperti teknis lapangan, sektor kesehatan, pendidikan, dan posisi manajerial yang mengawasi AI dinilai lebih aman.

BACA JUGA:UMP 2025 Akan Diumumkan 21 November, Serikat Pekerja Gelar Aksi Hari Ini

Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan keterampilan AI, mulai dari mengambil sertifikat, kursus, hingga menonjolkan kemampuan itu di resume dan profil LinkedIn.

Rebranding karier dengan menekankan kemampuan beradaptasi dan pengambilan keputusan strategis juga sangat penting.

“Jangan menunggu sampai peran Anda hilang. Bersikaplah proaktif, identifikasi kelemahan, dan mulai beradaptasi dari sekarang,” ujarnya. (**)

Sumber: