Tahun Ini, Kegiatan Suluk Ditiadakan
KEGIATAN Suluk atau zikir bersama yang dilakukan pengikut Tarekat Naqsabandiyah selama bulan Ramadhan tahun ini ditiadakan. Peniadaan pelaksanaan kegiatan suluk ini disampaikan langsung oleh pimpinan Khalwat Sejawat Tarekat Naqsabandiyah Manna, Buya H. Muhammad Zaman.
Kepada Rasel, Buya Zaman mengatakan pihaknya terpaksa meniadakan kegiatan suluk yang biasa setiap tahun diikuti puluhan hingga ratusan jemaah yang datang dari berbagai daerah. Karena masih mewabahnya penyebaran virus corona atau Covid-19.
Meski ada jemaah yang sudah mendaftar untuk mengikuti kegiatan Suluk tersebut. “Sebetulnya sudah ada sekitar 130 jemaah yang sudah mendaftar untuk mengikuti ibadah suluk tahun ini. Jemaah tersebut berasal dari wilayah BS, wilayah Kaur, Seluma, Sumatera Selatan hingga Jakarta. Namun, menimbang kondisi pandemi yang belum mereda. Serta kami mempertimbangkan alasan keselamatan, maka ibadah tersebut ditunda dulu,” kata Buya Zaman saat ditemui Rasel dikediamannya Selas (20/4).
Jika digelar, biasanya kegiatan Suluk dilaksanakan pada hari kedua, ketiga dan keempat bulan suci ramadhan. Selama kegiatan tersebut, para jemaah akan menjalankan dzikir khusus serta beribadah secara khusyuk. “Lebih kepada ibadah, baik sunnah ataupun wajib. Biasanya kami laksanakan dalam beberapa gelombang. Jika jemaahnya lebih dari 100 orang, hingga puasa ke sebelas masih digelar ibadah suluk,” sambungnya.
Selama kegiatan tersebut berlangsung, Buya Zaman mengungkapkan seluruh jemaah tidak dipungut biaya apapun. Hanya saja, jemaah wajib mempersiapkan bekal diri secara pribadi. Setelah kegiatan suluk, masing-masing jemaah akan diberikan sertifikat tanda bukti telah mengikuti ibadah suluk.
“Dalam pelaksanaannya, ada tujuh belas rentetan dzikir yang diikuti para jemaah. Mulai dari dzikir ism al-dzat serta dzikir tauhid. Dalam dzikir tersebut, terdiri dari bacaan kalimat tauhid la ilaha ilallah yang dibaca secara perlahan dan mengikuti aluran nafas. Bacaan tersebut dibaca hingga puluhan ribu kali. Dengan harapan, Allah SWT dapat mengampuni dosa yang dilakukan selama ini,” ungkapnya.
Setelah semua rangkaian dzikir dilaksanakan, para jemaah suluk akan berdoa bersama seraya bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Baik nikmat secara batiniyah maupun nikmat lahiriyah.
“Puncak dari ibadah suluk adalah jemaah akan menyadari semua kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Serta kedepannya dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Karena, kedua komponen itu tidak boleh dicampur aduk supaya kehidupan berjalan seimbang dan tetap dalam lindungan Allah SWT,” pungkasnya. (cw2)
Sumber: