Oknum Kadis Dituduh Lecehkan Bawahan
SELUMA - Kasus dugaan pelecehan seksual diduga terjadi di lingkungan Pemkab Seluma. Salah seorang guru wanita di Seluma, mengaku sudah menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh kepala dinas berinisal EH. Meskipun peristiwa itu terjadi pada 2 Juli lalu, namun guru tersebut baru berencana melapor ke Inspektorat Daerah (Ipda) Seluma.
Kepada wartawan, korban menyebut pelecehan seksual dialaminya saat bersama beberapa rekannya dipanggil oleh sang kepala dinas ke ruang kerjanya. “Saat itu saya dipanggil untuk urusan dinas, jadi saya masuk ke ruangannya bersama lima orang rekan saya. Tiga orang perempuan dan dua orang laki-laki,” ungkap korban.
Dia mengaku sempat mendapat arahan tentang beberapa kegiatan. Pada saat pamitan pulang, teman-teman korban sudah berdiri untuk keluar rekanan. Namun ketika korban akan keluar, sempat terhalang oleh kursi. Dirinya mengaku juga berpamitan kepada kepala dinas tersebut. “Saat itulah dia (kepala dinas) mengatakan ‘saya mau cium kamu’. Tapi saya bilang ‘saya tidak mau pak’,” tegasnya.
Saat itu, korban pun berdiri dan berusaha berlari. Akan tetapi dirinya terhalang kursi. Sehingga korban terpaksa mengelilingi meja tamu agar bisa keluar. Tetapi, oknum kadis itu sambung korban, malah kembali menghadang dan berusaha memeluknya. Korban terpaksa menunduk dan mendorong oknum pejabat tersebut. Korban bahkan terpaksa menendang meja kaca agar bisa keluar dari ruangan kepala dinas itu.
“Setelah berhasil keluar, di depan pintu terlihat banyak staf. Salah satu staf saat itu memanggil saya dan menanyakan ada apa? Saat itu saya ceritakan semua yang terjadi di dalam ruangan,” bebernya. Korban mengaku jika sebelumnya EH sudah pernah berupaya melakukan perbuatan serupa pada 2020 lalu. Tetapi hal itu hanya berupa ajakan yang ditolak oleh korban.
“Sebelumnya (oknum kepala dinas tersebut) juga pernah mengajak ke Jakarta. Soal izin katanya tinggal dibuatkan surat saja. Tapi ajakannya saya tolak,” beber sang guru. Korban mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan keluarga dan berencana melaporkan perbuatan oknum kepala dinas tersebut. Baik kepada pihak berwajib, maupun meminta perlindungan kepegawaian di lingkungan Pemkab Seluma.
“Saya sudah berdiskusi dengan keluarga. Saya akan melaporkan kepada pihak yang berwajib dan minta perlindungan kepegawaian di tempat saya bekerja,” tegas sang guru. Terpisah, oknum pejabat yang disebutkan sang guru, mengaku apa yang disampaikan korban tersebut tidak benar. EH mengaku kejadiannya tidak seperti yang disampaikan sang guru tersebut.
EH mengaku dirinya hanya menghampiri guru tersebut. Kemudian menepuk pundaknya. “Tidak lebih, saya berani bersumpah. Saya memang mendekatinya, tapi saya hanya memegang pundaknya saja. Tidak lebih,” ujar EH saat dikonfirmasi oleh wartawan di ruang kerjanya, kemarin. EH mengaku masalah tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan. Sehingga dirinya merasa sudah tidak ada lagi permasalahan.
Dia juga mengaku sudah menemui pihak keluarga guru tersebut. “Sudah saya selesaikan secara kekeluargaan. Tapi saya tidak mau membela diri dalam hal ini. Hanya tuhan yang tahu, yang jelas ini sudah diselesaikan,” belanya. (rwf)
Sumber: