Nekat Bunuh Diri Diduga Karena Frustrasi Hidup Sendiri, Derita Asma Pula

Nekat Bunuh Diri Diduga Karena Frustrasi Hidup Sendiri, Derita Asma Pula

Menjalani hidup sendiri tanpa pendamping di usianya yang sudah paruh baya, ditambah penyakit asma menahun yang diderita. Rasa frustrasi diduga menghinggapi Yaslan (60), warga ber-KTP Curup asal Desa Padang Manis Kecamatan Manna. Mati akhirnya menjadi pilihannya dengan cara gantung diri di pondoknya di kawasan Padang Panjang.

Laporan: SUGIO AP

Yaslan memilih mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas. Pria paruh baya ini ditemukan meninggal dunia setelah gantung diri menggunakan kain sarung yang diikatkan ke leher dan tiang pondoknya perkebunan kelapa sawit di kawasan Lapter II Padang Panjang. Tepatnya tidak jauh dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Semaku, sekitar pukul 13.02 WIB, Minggu (24/10).

Penemuan jasad korban pertama kali diketahui oleh warga yang bertempat tinggal di dekat pondok korban. Tetangganya curiga karena korban tidak terlihat keluar pondok meski hari sudah beranjak sore.

Biasanya, korban selalu terlihat keluar dari pondoknya untuk mencari barang bekas. Ia juga dikenal selalu akrab menyapa tetangganya. Penasaran, tetangganya berinisiatif menemui korban di pondoknya.

Namun, yang ditemui tetangganya adalah korban yang sudah tergantung menggunakan kain sarung yang terikat di lehernya. Kaki korban tertekuk di lantai pondok. Pemandangan tersebut sontak mengejutkan, sehingga saksi langsung menghubungi polisi.

“Saksi yang pertama kali menemukan dan mengetahui korban gantung diri adalah tetangganya. Kemudian langsung melapor ke kami (polisi),” beber Kapolres BS, AKBP Juda T Tampubolon, SH, SIK, MH melalui Kapolsek Kota Manna, Iptu Sukari, SE disampaikan Kanit Reskrim, Aiptu Suisman, SH.

Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres BS dan Anggota Polsek Kota Manna pun bergerak ke TKP. Jenazah korban langsung dievakuasi dan dibawa ke RSHD Manna untuk menjalani visum guna memastikan kematian korban.

Pemeriksaan dokter RSHD Manna memastikan penyebab kematian korban murni karena gantung diri. Tidak ditemukan tanda kekerasan lain yang menyebabkan trauma.

Hasil pengeledahan polisi, di pakaian dan pondok korban juga tidak ada barang-barang yang hilang. Polisi menemukan beberapa tablet pil dan uang Rp 20 ribu di dalam dompet korban.

“Ini murni bunuh diri. Pihak keluarga juga sudah menerima dan ikhlas kepergian korban. Jadi tidak dilakukan pengusutan lebih lanjut,” tutup Kanit Reskrim.

Terpisah, Pinta Ariman (43), warga Kelurahan Ibul Kecamatan Kota Manna yang merupakan adik kandung korban, mengaku kakaknya sudah lama menderita sakit. Kurun waktu sekitar 10 tahun terakhir, sang kakak diketahui menderita asma yang tak kunjung sembuh.

Diduga karena frustrasi atas sakit yang diderita, korban memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Belum lagi, kesepian karena tinggal sendiri di pondoknya, semakin menguatkan dugaan korban nekat mengakhiri hidupnya sendiri.

“(Korban) dua hari lalu saya bawa berobat ke dokter. Kondisi sudah membaik, sehingga kembali lagi ke pondok yang memang menjadi tempat tinggalnya beberapa tahun terakhir ini,” ujar Pinta.

Sang adik mengisahkan jika kakaknya hidup sendirian. Sementara Anak dan istrinya berada di Curup Rejang Lebong. Dia mengaku anak dan istrinya belum pernah terlihat mendatangi korban di pondoknya.

Pinta juga mengakui sang kakak memilih tinggal sendirian meski memiliki keluarga di Desa Padang Manis Kecamatan Manna, yang merupakan desa asalnya. Hidup sendirian, korban memungut barang bekas untuk dijual demi bertahan hidup.

Uang hasil penjualan barang bekas juga dipakai untuk membeli makanan, obat dan kebutuhan lain. “Almarhum kakak kami ini akan dimakamkan di Padang Manis, di tempat asalnya,” tegas Pinta. (**)

Sumber: