Kenali Gejala Serangan Jantung, Keringat Dingin, Sesak, dan Berdebar

Kenali Gejala Serangan Jantung, Keringat Dingin, Sesak, dan Berdebar

RASELNEWS.COM - Tren penyakit tak menular seperti serangan jantung mulai bergeser ke usia muda. Gejalanya cukup khas dan semestinya bisa terdeteksi lebih dini.

Dalam webinar bertajuk ‘Deteksi Dini Penyakit Jantung: Apakah Mungkin?’ terungkap bahwa selama pandemi, laju rata-rata mortalitas di rumah sakit akibat serangan jantung dilaporkan meningkat hingga 23 persen. Bahkan, 16,3 persen pasien yang dirawat di ruang isolasi Covid-19 ternyata mempunyai penyakit bawaan kardiovaskular.

“Dengan gaya hidup pasif selama pandemi ditengarai menjadi salah satu pemicunya,” kata Director, Country Manager Diagnostics, Roche Indonesia, Ahmed Hassan secara daring, Kamis (18/11).

Bagaimana cara mendeteksinya?

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Lippo Village, DR. dr. Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI menjelaskan, penyakit jantung telah menyebabkan setidaknya 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita penyakit kardiovaskular pada 2018. Gejala penyakit jantung kerap tidak disadari oleh pengidapnya. Terutama jika pasien masih berusia muda dan produktif.

Gejalanya yaitu seperti sesak napas yang disertai dengan keringat dingin, rasa lemas, jantung berdebar, atau nyeri dada sebelah kiri. Jika mengalami gejala itu, kemungkinan besar menandakan adanya gejala penyakit jantung yang perlu dideteksi dan ditangani sejak dini.

Oleh karena itu, cek jantung sejak dini juga berperan penting dalam menentukan tes-tes lanjutan apa yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi kesehatan jantung masing-masing individu. Menurut dr. Antonia, gejala-gejala penyakit jantung di fase awal kerap dirasakan sebagai gejala umum yang tidak membahayakan kesehatan.

“Sehingga, banyak pasien yang baru memeriksakan jantungnya ketika sudah mengalami gejala yang cukup parah,” katanya.

Kapan kita perlu cek jantung lebih dini?

Negara lain bahkan merekomendasikan warganya untuk melakukan cek jantung rutin secara berkala minimal lima tahun sekali sejak usia 18 tahun, dan harus semakin sering jika memiliki riwayat kesehatan atau gaya hidup tertentu. Pada tahap ini, deteksi dini sudah menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk mencegah semakin banyaknya keterlambatan penanganan pada penyakit jantung.

Deteksi dini penyakit jantung menjadi opsi ideal untuk mencegah terlambatnya penanganan penyakit jantung pada pasien. Salah satu inovasi deteksi dini penyakit jantung adalah penggunaan biomarker Troponin T dan NT-proBNP dalam tes darah, yang kini diakui sebagai standar emas deteksi dini penyakit jantung di dunia.

Selain mampu mendeteksi penyakit jantung sejak dini, inovasi ini juga memungkinkan pasien untuk mencari tahu tingkat keparahan kondisi, merencanakan pengobatan yang efektif sesuai kondisi kesehatan, dan mencari tahu apakah pengobatan yang selama ini dijalani sudah bekerja dengan baik. (jawapos)

Sumber: