Polisi Bubar Paksa Emak-emak di Lokasi Tambang, Lima Diamankan
RASELNEWS.COM, SELUMA - Setelah bertahan sejak Kamis (23/12/2021), rombongan emak-emak yang menggelar aksi protes di lokasi tambang PT. Faminglevto Bakti Abadi (FBA), Senin (27/12/2021) akhirnya dibubarkan paksa oleh pihak kepolisian.
Sebelum pembubaran, pihak kepolisian sempat menyampaikan permintaan agar warga membubarkan diri secara baik-baik. Namun, rombongan emak-emak ini belum bersedia pulang ke rumah. Kapolres Seluma AKBP Darmawan Dwi Haryanto, SIK yang meminta ibu-ibu meninggalkan lokasi tambang mengaku pembubaran untuk keselamatan dan ketertiban warga.
"Atas nama undang-undang, saya selaku penanggung jawab keamanan di Seluma, saya perintahkan ibu-ibu untuk meninggalkan tempat sekarang juga,” tegas Kapolres. Meski sudah mendapat permintaan membubarkan diri , warga tetap memilih bertahan. Hal itu membuat anggota kepolisian, khususnya para Polwan, melakukan tindakan agar para ibu-ibu tersebut keluar dari lokasi tambang.
Aksi tersebut diwarnai isak tangis emak-emak yang menolak adanya penambangan pasir besi di kawasan Pantai Pasar Seluma. Bahkan tenda yang sempat didirikan sebagai tempat bernaung warga dalam melakukan aksinya turut dilepas paksa.
Dalam pembubaran, dua orang ibu-ibu dan tiga Anggota WALHI Bengkulu sempat diamankan petugas. Pengamanan karena mereka dinilai melakukan tindakan provokatif dan dapat menimbulkan keributan. Menyikapi pembubaran oleh pihak kepolisian, perwakilan warga, Novika Linda, menyampaikan kekecewaan mereka atas perlakuan kepolisian.
Dengan pembubaran yang dilakukan, Novika mengaku warga akan bertambah solid dan kuat untuk mempertahankan keinginan masyarakat. "Kami minta tolong dengan pemerintah. Lihat lah sendiri, kepada bapak Gubernur dan Presiden. Pak Jokowi, lihat kami pak, selamatkan kami," ujar salah seorang warga sambil menangis.
Mereka juga menyampaikan permintaan mereka yang ditolak oleh pemerintah. Mereka kukuh meminta pemerintah mencabut izin perusahaan tambang pasir besi di wilayah pesisir yang dinilai dapat mengancam keselamatan daerah mereka. "Kami sudah menyampaikan permintaan kami, tapi tidak dipedulikan. Itu alasan kami masih bertahan di sini," tegas Novika. Hingga berita ini ditulis, sejumlah warga masih diamankan oleh pihak kepolisian. Rasel juga belum mendapatkan keterangan kapan mereka akan dilepaskan. (rwf)
Sumber: