Bumi Sekundang Setungguan 3 Malam Dalam Kegelapan

Bumi Sekundang Setungguan 3 Malam Dalam Kegelapan

Bahan Makanan Busuk, Persediaan Air Dihemat

Longsor yang terjadi di kawasan Tanjung Sakti Lahat Sumatera Selatan (Sumsel), berdampak gangguan listrik yang membuat Bumi Sekundang Setungguan BS dan Bumi Sehase Seijean Kaur gelap gulita. Sejak terjadi pemadaman pukul 19.08 WIB, Kamis (20/1), listrik belum kembali menyala hingga kemarin (23/1), khususnya di beberapa titik wilayah.

Laporan; SUSWADI ALI K

DAHULU BS selalu dihantui kondisi listrik yang menyala-padam-menyala-padam lagi. Kondisi listrik yang dipasok melalui pembangkit diesel dahulu juga membuat nyala listrik tidak maksimal. Dalam bahasa Serawai sering disebut “luak bebeliak” sangking tidak memadainya penerangan listrik dari PLN.

Namun dahulu kondisi tersebut membuat masyarakat waspada. Di setiap rumah setidaknya memiliki lampu canting berbahan bakar minyak tanah. Bagi yang mampu, juga menyiapkan lampu petromak yang pencahayaannya lebih baik.

Kabar bahagia pun menyelimuti warga BS ketika Gardu Induk (GI) Manna diresmikan. Impian memiliki daya listrik yang normal, membayang di benak seluruh masyarakat.

Terbukti setelah GI Manna dioperasionalkan, BS menjadi begitu terang benderang dengan daya listrik yang optimal. Kemajuan zaman serba gawai seperti sekarang pun terpenuhi, handphone bisa diisi dayanya secara penuh setiap hari. Perekonomian masyarakat yang mengandalkan listrik pun terus berkembang.

Tapi, bencana terjadi. Longsor di kawasan Kecamatan Ulu Manna membuat GI Manna tidak mendapatkan pasokan daya listrik. MANNA GELAP GULITA.

Pemadaman total yang terjadi pun membuat masyarakat menjerit. Bagaimana tidak, belasan ekor ikan Koi yang berharga mahal mati karena sirkulasi oksigen yang tidak ada di kolam. Bahan makanan yang dipasok di lemari es pun menjadi busuk.

“Ya Allah ikan hias koi ku sayang,,, korban mati lampu ya Allah (tiga emoji menangis dan dua tagar) coba dihitung pak berapa kerugian kami (dua tagar)” cuit akun Facebook RM Sumber Rezeki yang diposting pada hari Jumat (21/1).

Warga lainnya yang menjerit adalah Rifa Yuliani (39), warga Kelurahan Gunung Ayu. Bagaimana tidak, ketika sebagian wilayah sudah mendapatkan daya listrik darurat, Kelurahan Gunung Ayu Kecamatan Kota Manna belum satu detik pun teraliri listrik.

Akibatnya bahan makanan yang disimpannya di lemari es, membusuk karena tidak dapat dibekukan. “Saya terpaksa masak semua cadangan daging ayam yang ada di lemari es,” ungkap Rifa.

Warga Kelurahan Gunung Ayu lainnya, Bayu (30), menjerit karena usahanya, pemasangan baja ringan, tidak dapat berjalan. “Luak apau agi kami ni ndak makan men kerjau lagi adak. Listrik ndiak diau idupau (bagaimana kami bisa makan kalau tidak bisa bekerja. Listrik belum pernah menyala),” keluhnya.

Penderitaan warga BS semakin bertambah. Pemadaman listrik yang terjadi membuat PDAM Tirta Manna juga tidak dapat mengoptimalkan distribusi air bersih kepada pelanggan. Air yang didistribusikan hanya mengalir dengan sangat kecil, atau lebih tepatnya “menetes” setelah mendapatkan pinjaman mesin genset mobile dari PLN.

Pasokan daya listrik GI Manna yang memberikan impian tidak akan adanya pemadaman listrik dahulu, juga membuat banyak warga yang sengaja menutup sumurnya. Memanfaatkan listrik untuk menghidupkan mesin penyedot air untuk pemenuhan rumah tangga.

“Cobalah hidupkan meski dua jam, apalagi sudah ada daerah yang menyala listriknya. Dua jam saja, sudah bisa kami menyedot air untuk kebutuhan makan-minum dan mandi,” ungkap Hengki (28), warga Kelurahan Gunung Ayu lainnya.

Pemadaman listrik total juga memberikan pemandangan menarik. Di mana ada warga yang memiliki mesin genset yang menyala, di situ banyak pula barisan colokan listrik untuk mengisi daya handphone warga.

Lalu sampai kapan pemadaman akan terjadi. Kerusakan SUTET transmisi 107 PLN di kawasan Tanjung Sakti Lahat, membuat petugas PLN terus bekerja keras. Namun sulitnya menjangkau wilayah kerusakan, membuat progres perbaikan tersendat.

Koordinator Wilayah (Korwil) PLN Seluma, Manna/BS, Kaur (Semaku) Median Zulkarnain memprediksi pasokan daya listrik ke GI Manna kemungkinan besar dapat teraliri dalam tiga hari. Tapi prediksi tersebut belum terpenuhi. Hingga tulisan ini diterbitkan sekitar pukul 17.47 WIB, Minggu (23/1), daya listrik belum juga menyala.

Cadangan listrik darurat dengan mendatangkan mesin genset protable oleh PLN Manna juga tidak memenuhi kebutuhan listrik warga. Hanya sebagian wilayah yang sudah menikmati aliran listrik.

Sebagian besar, khususnya wilayah Kelurahan Gunung Ayu, Desa Padang Niur dan Desa Tebat Kubu Kecamatan Kota Manna, masih harus menahan nafsu untuk menontont TV atau bahkan harus menghemat air agar dapat memasak dan mandi dengan layak. (**)

Sumber: