PLN Diminta Alihkan Kompor Gas ke Kompor Listrik

PLN Diminta Alihkan Kompor Gas ke Kompor Listrik

RASELNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera memaksimalkan peralihan kompor gas ke kompor listrik.

Ia mencermati, jika dengan oversuplai listrik yang ada saat ini kemudian dialihkan ke kompor listrik, ini bisa mengurangi impor LPG dalam negeri.

“Kenapa kita harus menunda begitu lama (peralihan kompor gas ke listrik), di saat kita punya oversuplai yang cukup sebenarnya. Saya membayangkan kalau orang di Jawa masak menggunakan induksi, gak ada tuh kita perlu buang banyak subsidi untuk gas melon yang banyak biasnya di lapangan itu,” ujar dia dikutip, Selasa (29/3/2022).

Menurut dia, PLN harus segera membuka ruang dialog dengan kementerian-lembaga pemerintah lainnya, terkait kebijakan peralihan kompor gas ke kompor listrik. Ia berharap pelaksanaannya dapat berjalan lebih cepat.

“Harus terintegrasi, misalkan antara PLN dan Pertamina. Mungkin harus mulai berdialog dengan Kementerian BUMN, Pertamina, dan Kementerian ESDM,” jelas dia.

Kemudian, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade pun turut mendukung agar peralihan kompor gas ke kompor listrik ini segera terwujud. Menurutnya, jika ini terlaksana maka, akan terjadi efisiensi anggaran sebanyak Rp 60 triliun.

“Saya minta PLN untuk fokus bagaimana kompor listrik ini diwujudkan. Kenapa kompor listrik diwujudkan? Karena ada efisiensi Rp 60 triliun, kita bisa menghemat cadangan devisa kita Rp 60 triliun. LPG ini sekarang langka, harganya mahal, kenapa ini tidak diwujudkan?” tanya Andre.

Politisi Partai Gerindra menilai peralihan dari LPG ke listrik ini bisa menjadi salah satu solusi penghematan anggaran bagi Indonesia. Ia juga meminta PLN segera melaporkan kepada Komisi VI DPR RI tentang perkembangan dan strategi PLN untuk mewujudkan hal ini.

“Dari data yang saya baca, misalnya 10 liter air itu dimasak dengan kompor induksi itu biayanya hanya Rp 1.200, tapi dengan kompor dengan LPG itu Rp 6.000, penghematannya kan luar biasa. Kenapa ini tidak menjadi salah satu cara PLN untuk melakukan penyelesaian soal oversuplai, dan ini penghematan bagi bangsa dan negara kita,” pungkasnya. (jawapos)

Sumber: