Duh...Ribuan Anak di Bengkulu Selatan Putus Sekolah

Duh...Ribuan Anak di Bengkulu Selatan Putus Sekolah

UPACARA : Murid SD sedang melaksanakan upacara-dok-raselnews.com

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Berdasarkan data yang didapat Disdikbud Bengkulu Selatan (BS) dari Disdukcapil BS, terdapat ribuan anak di BS yang mengalami putus sekolah. Bahkan angkanya mencapai 11.300 anak, mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA. Dengan rentang usia anak dari 7 tahun hingga 17 tahun.

Jika angka anak putus sekolah di BS itu benar, tentu sangat disayangkan dan harus menjadi perhatian serius Pemkab BS. Pasalnya, program wajib belajar 9 tahun dari Kemendikbud serta program beasiswa dan bantuan yang dikucurkan Pemkab BS selama ini seolah tidak menyentuh mereka. 

Namun menariknya, Dinas Dikbud BS meyakini angka anak putus sekolah di BS tidak mungkin sampai sebanyak itu. “Ini data dari Dinas Dukcapil, tentu kami terkejut angkanya sebanyak itu, sampai belasan ribu,” ungkap Kasubag PPE Disdikbud BS, Yen September, S.Pd.I.

Pihaknya menduga, angka anak putus sekolah yang didapatnya dari Disdukcapil BS tersebut karena tidak updatenya data kependudukan yang ada. Sebab, data yang diberikan merupakan data lama. Masyarakat banyak tidak mengupdate data kependudukan mereka.

“Misalnya pada saat membuat Kartu Keluarga (KK), anaknya masih tercatat belum sekolah. Sementara saat ini ada yang sudah lulus SMA dan juga ada yang kuliah. Nah, karena orang tuanya ini tidak melakukan update data kependudukan mereka, akhirnya KK yang ada masih tercatat anaknya belum sekolah,” duga Yen. 

Meski demikian, pihaknya tetap meyakini masih banyak anak di BS yang putus sekolah meski jumlahnya tidak sebanyak data yang diberikan Disdukcapil itu. Untuk mengurangi anak putus sekolah tersebut, pihaknya kini gencar melaksanakan program kesetaraan pendidikan, seperti paket A, B dan C melalui pendidikan non formal. Baik di SKB PNF, maupun diikut sertakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada . 

“Yang sekolahnya putus. Kami ajak ikut program penyetaraan pendidikan, dan alhamdulilah antusias setiap tahun tinggi,” ungkapnya. Terkait data yang diterima dari Disdukcapil tersebut, tetap pihaknya terima. Namun akan mereka lakukan survey kembali, sebab mereka yakin angka anak putus sekolah di BS tidak mencapai sebanyak itu. 

“Kami imbau camat, kades dan masyarakat yang ada anak atau warga di sekitarnya yang belum menyelesaikan wajib pendidikan 9 tahun bahkan hingga SMA, bisa disampaikan untuk ikut program penyetaraan pendidikan yang ada,” pungkas Yen. (rzn)

 

Sumber: