Warga Miskin di Bengkulu Selatan Terus Bertambah, BBM Jadi Pemicunya

Warga Miskin di Bengkulu Selatan Terus Bertambah, BBM Jadi Pemicunya

ilustrasi miskin-istimewa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Jumlah warga miskin di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) bukannya berkurang namun justru terus bertambah.

Dari data di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten BS, dalam kurun sebulan terakhir, ada penambahan mencapai 135 warga miskin baru yang terdaftar di dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) BS, Lesmi Despita Sari, S.Sos melalui Kabid Penanganan Fakir Miskin, Syariar, S.Sos membenarkan kebijakan kenaikan harga BBM baik secara langsung maupun tidak langsung ikut memberikan dampak buruk bagi semua lapisan masyarakat.

BACA JUGA:Dinkes Minta Rp 30 Miliar, Siswanto : Untuk Warga Miskin

Hal ini berpengaruh dengan jumlah warga miskin. Sebab dengan kenaikan harga BBM, ditambah dengan anjloknya harga produksi pertanian warga seperti kelapa sawit dan karet, kemampuan warga untuk membeli kebutuhan pokok kian berkurang.

"Sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) hingga pertengahan bulan September ini  jumlah warga miskin bertambah 135 jiwa. Kami memperkirakan ada kemungkinan akibat dampak ekonomi pascakenaikan harga BBM," terang Syariar.

Menurut Syahriar, pada akhir Agustus lalu, warga miskin di BS tercatat sebanyak 109.436 jiwa. Saat ini terdata sudah diangkap 109.571 jiwa atau bertambah 135 jiwa dari bulan lalu. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah mengingat harga kebutuhan pokok terus merangkak naik.

BACA JUGA:Alamak...Di Provinsi Bengkulu, Hanya Bengkulu Selatan Menyandang Kategori Miskin Ekstrim

Fenomena ini tidak sesuai dengan penghasilan warga yang notabene berkurang lantaran harga produksi pertanian menurun.

"Benar, kemungkinan besar beberapa waktu ke depan akan kembali ada penambahan jumlah masyarakat miskin. Namun, menyikapi naiknya harga BBM, pemerintah sudah memberian kompensasi berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM kepada warga miskin di BS, sehingga diharapkan tidak terlalu mempengaruhi perekonomian warga," pungkasnya. (one)

Sumber: