Ingat! Suami Jangan Sembarangan Ucapkan Talak

Ingat! Suami Jangan Sembarangan Ucapkan Talak

Ilustrasi perceraian-istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Perselisihan di dalam keluarga merupakan hal yang lumrah.

Ketika dua individu dengan karakter, pemikiran, pergaulan sosial, dan latar belakang yang berbeda bersatu, perbedaan akan tetap ada.

Di sisi lain, kebutuhan hidup semakin meningkat, yang berdampak pada aspek ekonomi dan sosial.

BACA JUGA:Viral Wanita Senang Dapat Akta Cerai: Terima Kasih Ya Allah Engkau Telah Mengakhiri Penganiayaan Ini

Terkadang, masalah yang sepele pun dapat menyebabkan pertengkaran antara suami dan istri.

Tidak hanya itu, perbedaan pendapat dalam hal mendidik anak juga sering muncul antara suami dan istri, di mana keduanya memiliki keinginan yang berbeda mengenai langkah yang harus diambil untuk masa depan anak-anak.

Bahkan masalah sepele seperti merek sampo yang berbeda, aroma sabun mandi, atau pewangi pakaian kadang-kadang dapat memicu pertengkaran yang berkepanjangan.

BACA JUGA:Suami Impotensi Bolehkah Istri Minta Cerai ? Ulama Berbeda Pendapat

Dampaknya bermacam-macam, mulai dari saling diam, tidak bersapa, tidur terpisah, hingga pada tingkat yang lebih parah, ada keinginan untuk berpisah atau bercerai. Semua ini tentu sangat tidak diinginkan.

Masalahnya, terkadang ada suami yang sering mengancam akan memberikan talak (perceraian).

Padahal, ada konsekuensi hukum jika suami mengucapkan kata cerai dan jika perceraian benar-benar terjadi.

BACA JUGA:TEGAS! Suami ASN Pemkab Benteng yang Digerebek Bersama ASN Kaur Ajukan Cerai Talak

Rumah tangga sebaiknya sebisa mungkin menghindari perceraian.

Masalah semacam ini menarik perhatian KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha untuk membahasnya.

Gus Baha mengimbau para suami agar tidak sembarangan menggunakan kata talak.

BACA JUGA:Penuhi Hak Anak dan Istri Korban Perceraian, Pemprov Terapkan E-Mosi Caper

Menurutnya, meskipun pertengkaran sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga, sebaiknya perceraian tidak menjadi dasar penyelesaian.

Sebab, pada dasarnya, perceraian adalah perbuatan yang dibenci dan dapat memicu kemurkaan Allah SWT.

"Namun, di sisi lain, saya juga memahami jika salah satu pasangan merasa dizalimi atau dikhianati, itu bisa menjadi pengecualian," katanya.

BACA JUGA:Angka Perceraian dan Kawin Muda di Bengkulu Selatan Meningkat Signifikan

Gus Baha menyatakan bahwa pernikahan adalah ikatan seumur hidup. Oleh karena itu, jika terjadi perselisihan dalam rumah tangga, seharusnya dapat diselesaikan dengan baik.

Namun, jika sudah tidak ada lagi rasa cinta, maka sebaiknya tidak dipaksakan.

"Pertengkaran atau masalah dalam rumah tangga adalah hal biasa, itu adalah bagian dari kehidupan yang bijaksana.

BACA JUGA:Ditinggal Pasangan 3 Guru Di Bengkulu Selatan Ajukan Cerai

Sumber: