Menurut Ustadz Adi Hidayat Penyakit Ini Lebih Bahaya dari Kanker, Bisa Rugi Dunia Akhirat

RASELNEWS.COM - Berbagai penyakit berbahaya yang berisiko kematian memang cukup banyak menghantui manusia. Misalnya saja kanker, stroke, diabetes dan masih banyak lainnya.

Penyakit ini salah satunya disebabkan banyak hal. Mulai dari pola makan hingga kurangnya olahraga.

Namun tahukah Anda, dalam pandangan Islam, ada penyakit yang dianggap berbahaya dibandingkan penyakit kanke.

BACA JUGA:STOP Bicara Saat Wudhu, Ini Kerugiannya Menurut Ustadz Adi Hidayat

Hal ini sebagaimana diungkapkan Ustadz Adi Hidayat, dalam salah satu ceramahnya.

Menurut pria yang akrab disapa UAH ini, adapun penyakit berbahaya dalam Islam adalah penyakit hati.

Sebab penyakit ini dapat mengubah sifat dan perilaku seseorang dan bisa menular.

Penyakit hati tidak hanya membahayakan jiwa manusia, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian di dunia dan akhirat.

BACA JUGA:Ada Manusia Mengaku Melihat Jin, Percaya? Ini Penjelasan Buya Yahya dan Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa penyakit hati dapat menyebabkan ketidaktenangan, kecemasan, dan kekhawatiran yang terus menerus, serta kehilangan ketenangan jiwa. Bahkan dapat menular kepada orang lain.

Jenis penyakit hati yang dapat menular apa saja?

Menurut Ustadz Adi Hidayat, penyakit hati ini disebut "marodun," dan menurutnya, penyakit ini menyerang hati seseorang secara langsung, terutama hati yang paling dalam, yaitu "Qolbun," sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 10, yakni iri, dendam, dengki, dan ria.

BACA JUGA:Buah Tetangga Masuk Perkarangan Rumah, Bolehkah Diambil? Ustadz Adi Hidayat: Ingat, Jangan Diqiyaskan

Namun, Ustadz Adi Hidayat juga memberi tahu bahwa ada obat untuk penyakit hati ini, yaitu dengan mengambil kesehatan hati dari Alquran, disebutkan dalam Surah Al-Isra ayat 82.

Untuk mengobati penyakit hati, Adi Hidayat menyarankan umat Islam untuk membaca Alquran, mendekatkan diri pada Allah dengan taqwa, dan berpuasa secara rutin.

Menurutnya, ini akan memberikan stabilitas pada jiwa, mempengaruhi kesehatan rohani, dan bahkan berdampak langsung pada akal dan fisik manusia. (red)

Sumber: