Dikenal Manusia Perahu, Kelompok Ini Menolak Hidup Modern, Ratusan Tahun Tetap Memilih Hidup di Lautan

Dikenal Manusia Perahu, Kelompok Ini Menolak Hidup Modern, Ratusan Tahun Tetap Memilih Hidup di Lautan

Aktivitas Tanka, Kelompok yang tetap hidup di atas lautan-istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Kelompok etnis yang tinggal di pesisir Tenggara Cina ini cukup unik. Adalah Tanka yang juga dikenal sebagai manusia perahu.

Tanka adalah kelompok masyarakat kuno yang menolak kehidupan modern dan memilih untuk hidup di atas lautan dengan cara tradisional.

Suku Tanka berusaha mempertahankan cara hidup mereka yang telah berlangsung selama berabad-abad, dengan jiwa bebas sebagai penjelajah laut yang menghuni rumah-rumah sampan yang berderet membelah ombak.

BACA JUGA:Djibouti, Negara Nerakanya Dunia, Mandi Menjadi Sesuatu yang Mewah

Karena itulah mereka sering disebut sebagai masyarakat Gipsi laut, membangun rumah-rumah di atas rakit atau panggung di permukaan air. Rumah-rumah ini terbuat dari bambu atau bahan tahan air lainnya, dirancang sederhana namun fungsional dengan fasilitas dasar dan mudah diakses oleh perahu.

Meski tersebar di beberapa kawasan seperti Guangdong dan Hainan, banyak dari suku Tanka mendiami wilayah Fujian di Tenggara Cina.

Di sini, mereka tidak hanya menangkap ikan sebagai sumber penghidupan tetapi juga memeluk laut sebagai bagian dari budaya dan identitas unik mereka.

Mereka membangun rumah-rumah di sepanjang garis pantai Fujian, daerah dengan garis pantai terpanjang serta dataran lumpur terbesar di Cina.

BACA JUGA:Selain Indonesia, Negara Ini Berpotensi Gantikan Timnas Israel U-23 di Olimpiade Paris 2024

Sekitar 7.000 keluarga nelayan tinggal di desa terapung yang telah ada sejak Dinasti Tang sekitar tahun 700 Masehi, ketika para nelayan pindah ke perahu untuk menghindari kehancuran akibat perang di daratan.

Sebagai masyarakat kuno, suku Tanka telah lama memegang tradisi asli yang tidak ditemukan dalam budaya Cina lainnya, termasuk cara memancing mereka yang unik.

Nelayan Tanka menggunakan perahu kayu kecil yang dioperasikan dengan tangan untuk menangkap ikan, memungkinkan navigasi di anak sungai dan saluran sempit.

BACA JUGA:Fakta Menarik Guinea, Negara yang Menjadi Lawan Indonesia di Playoff Olimpiade Paris 2024

Mereka juga dikenal dengan budaya memancing malam menggunakan obor terang untuk menarik ikan. Selain itu, mereka mengikuti aturan dan tradisi kuno dalam budidaya ikan yang mereka jual ke daratan.

Suku Tanka memiliki kepercayaan spiritual dan praktik keagamaan campuran Taoisme, Buddhisme, dan kepercayaan leluhur, dengan ritual yang menghormati laut dan kekuatan alam.

Mereka juga memiliki dialek sendiri yang berbeda dari dialek Tionghoa umum. Tradisi kaya mereka sering terisolasi dari pengaruh luar karena lokasi geografis yang unik.

Festival, ritual, dan kebiasaan harian mencerminkan hubungan mendalam antara masyarakat dan lingkungan mereka.

Sumber: