Seberapa Besar Peluang Kanker Paru-paru pada Orang Tidak Merokok?
Seberapa Sering Kanker Paru-Paru Terjadi pada Orang yang Tidak Merokok?-Istimewa-IST, Dokomen
RASELNEWS.COM - Kanker paru-paru tetap menjadi salah satu jenis Kanker paling umum di dunia dan merupakan penyebab utama kematian akibat Kanker.
Faktor risiko utama kanker paru-paru adalah merokok, dengan perkiraan saat ini menunjukkan bahwa merokok berkontribusi pada sekitar 80% kematian akibat kanker paru-paru.
Namun, kanker paru-paru juga dapat terjadi pada orang yang tidak merokok.
BACA JUGA:Paru-paru Basah Bisa Disebabkan Bakteri, Virus, dan Jamur, Kenali Gejalanya
BACA JUGA:Para Perokok Harus Tahu, Ini Dia 7 Makanan Pembersih Paru-Paru Secara Alami
Sekitar 10-20% kasus kanker paru-paru terdiagnosis pada non-perokok, seringkali akibat paparan faktor risiko lingkungan seperti radon, perokok pasif, asbes, knalpot diesel, dan bahan kimia tertentu.
Menurut Dr. Prashant Saxena, Direktur Senior & Kepala Unit Pulmonologi dan Pengobatan Tidur di Fortis (dikutip dari Times of India), wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru sebagai non-perokok dibandingkan pria.
BACA JUGA:Polusi Udara Semakin Memburuk, 7 Langkah Ini Bisa Melindungi Paru-paru Anda
BACA JUGA:5 Tanda Paru-paru Dalam Kondisi Bahaya, Segera Konsultasi ke Dokter
Selain faktor lingkungan, mutasi genetik yang memengaruhi regulasi pertumbuhan sel juga dapat menyebabkan kanker paru-paru.
Mutasi ini bisa bersifat turunan dalam keluarga, sehingga skrining genetik menjadi penting bagi mereka dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit ini.
Baik perokok maupun non-perokok dapat mengalami gejala serupa, seperti nyeri dada, sesak napas, batuk, mengi, infeksi paru berulang, dahak berdarah, penurunan berat badan, demam, dan kehilangan nafsu makan.
BACA JUGA:Setiap Tahun, 50 Ribu Kematian Akibat Paru-Paru Basah, Waspada! Berikut 5 Penyebabnya
BACA JUGA:5 Makanan yang Baik Menjaga Kesehatan Paru-paru, Ini Alasannnya
Hingga saat ini, belum ada pedoman standar untuk skrining kanker paru-paru pada non-perokok.
Meskipun demikian, individu dengan risiko lebih tinggi karena riwayat keluarga atau paparan faktor risiko lainnya perlu memantau gejala dengan cermat, yang mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Proses diagnostik awal bisa mencakup tes darah, rontgen dada, CT scan, PET scan, serta evaluasi kelenjar getah bening paru-paru melalui bronkoskopi dan USG endobronkial.
Sumber: