KAUR, RASELNEWS.COM - Tingginya angka kemiskinan di Kaur menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Berbagai formula akan dikucurkan agar dapat meringankan beban masyarakat agar angka kemiskinan dapat berkurang. Wabup Kaur Herlian Muchrim mengaku sudah meminta Bappeda-Litbang Kaur untuk dapat mengonversi dan mengoordinir serta mengintegrasikan program yang benar-benar tepat sasaran. Hal itu disampaikan Wabup saat membuka Join Asesment Workshop, Inovasi Program Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di Aula BDC Tecnopark, Selasa 13 sEPTEMBER 2022. "Anggaran yang dialokasikan tidak boleh terbuang percuma," tegas Wabup. Wabup meminta seluruh komponen mulai dari OPD, BAZNAS, pemerintah desa bahkan BUMN dapat bersama bekerja dalam penanganan kemiskinan. "Melalui kegiatan ini, saya harapkan kita benar-benar fokus dalam penanganan kemiskinan. Sehingga benar-benar sesuai dengan yang diharapkan," tutupnya. BACA JUGA:Keluarkan SE, Tekan Data Kemiskinan di Bengkulu SelatanBeberapa waktu lalu Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengaku telah menggagas sejumlah program pengentasan kemiskinan pada APBD 2023. Salah satunya perbaikan infrastruktur dan program pertanian.
"Kita tetap melanjutkan program infrastruktur dan pemulihan ekonomi pasca Covid-19 yang terkait dengan peningkatan angka kemiskinan," kata Gubernur. Ia mengatakan selain program pertanian, pihaknya akan memaksimalkan bantuan bibit kepada kelompok tani, termasuk alat dan mesin pertanian (alsintan). Selain program, Rohidin mengaku upaya pengentasan kemiskinan akan didorong secara masif dengan pengunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kemarin, bunga KUR sangat rendah, hanya 3 persen. Jika masyarakat dapat memanfaatkan dana pinjaman KUR tanpa agunan, maka banyak pelaku usaha yang terbantukan dalam permodalan. "Kami sudah mendorong perbankan agar dapat mengoptimalkan penyaluran dan lebih menyosialisasikan KUR kepada masyarakat," tegas Rohidin. BACA JUGA:Penanganan Kemiskinan, Fokus Infrastruktur Sebelumnya, Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebut pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Bengkulu mencapai 297,23 ribu orang atau 14,62 persen. Bertambah 5,4 ribu orang dibanding kondisi September 2021 yang hanya 291,79 ribu orang. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2022 tercatat 73,70 persen. Kondisi ini mengalami penurunan jika dibanding kondisi September 2021 yang mencapai 73,94 persen. (jul/cia)