BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Sepanjang tahun 2022 tercatat 8 kasus baru orang dengan Human Immunodeficiency Virus Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Jumlah kasus ini sudah mengkhawatirkan dan harus menjadi perhatian serius semua pihak, khususnya Pemkab Bengkulu Selatan. BACA JUGA:Dewan Desak Berantas Penularan HIV AIDS Saat ini 8 ODHA ini dalam pantauan dan pengawasan petugas Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan. Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan bersama jajaranya terus melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) program HIV/AIDS, guna mengukur sejauh mana efektifitas dan efisensi pelaksanaan program penanganan HIV/AIDS selama ini. Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan, Didi Ruslan M.Si melalui Kabid P2P, Budi Syaputra membenarkan, bahwasanya memang saat ini ada 8 kasus HIV/AIDS di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan. Dari delapan kasus tersebut, semuanya berada di dua wilayah yaitu Kecamatan Seginim dan Kecamatan Kota Manna. BACA JUGA:Terjaring Razia Satpol PP Bengkulu Selatan, Puluhan Pemandu Lagu Diskrining HIV/AIDS Namun, kasus terbanyak berada di wilayah Seginim. Untuk itu, Didi mengaku, pihak Dinkes Bengkulu Selatan gencar melakukan pengawasan terhadap orang yang dinyatakan positif terjangkit HIV/AIDS. "Memang benar, sampai saat ini ada delapan kasus HIV/AIDS yang kini masih ditangani petugas medis. Kami juga rutin melakukan pemeriksaan ke setiap orang yang terjangkit meskipun identitasnya dirahasiakan, pemantauan dan pengobatan terus dilakukan termasuk monev terhadap perkembangan terbaru," kata Didi. BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Tekan Penyebaran HIV/AIDS Dijelaskan Didi, berdasarkan informasi yang mereka terima dari ODHA, penularan disebabkan hubungan terlarang sesama jenis dan penggunaan jarum suntik. Untuk itu, diharapkan masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terkait penyebaran HIV/AIDS ini. "Selain monev program, petugas kami selalu mengawasi dan melakukan pemeriksaan rutin, paling tidak dua kali dalam sebulan, guna mengantispasi penyabaran kasus baru," jelasnya. Berikut cara penularan HIV/AIDS - Hubungan Seksual BebasPrilaku seks bebas paling beresiko tertular HIV. Apalagi melakukan hubungan badan dengan penderita HIV.
- Melalui Jarum Suntik yang Tidak Steril
Penyebaran HIV bisa melalui penggunaan jarum suntik. Risiko makin besar apabila jarum suntik digunakan bergantian sehingga meningkatkan peluang terkontaminasi virus HIV.
- Kehamilan dan Menyusui Kehamilan dan Menyusui
HIV dapat ditularkan dari ibu hamil ke bayi dalam kandungan maupun saat persalinan. Selain itu, cara penularan HIV/AIDS bisa melalui proses menyusui.
HIV dapat menular melalui cairan ASI. Karenanya, dr. TheresiaRina Yunita mengungkapkan ibu pengidap HIV tidak direkomendasikan menyusui bayi.
- Transfusi Darah dan Donor Organ
Meski jarang, cara penularan HIV/AIDS bisa terjadi ketika melakukan transfusi darah atau donor organ yang terkontaminasi virus HIV. Namun, risiko penularannya sangat kecil.
Sebab, biasanya dilakukan pengujian terlebih dahulu sebelum darah atau organ didonorkan. Usai operasi, organ yang diterima juga diuji kembali. Hal ini bisa membantu mendeteksi penularan HIV dengan cepat sehingga penderita dapat segera memperoleh penanganan yang tepat. BACA JUGA:11 Warga Seluma Mengidap HIV, 1 Meninggal Dunia
- Mengonsumsi Makanan yang Telah Dikunyah oleh Penderita HIV
Penularan virus HIV bisa terjadi saat mengonsumsi makanan yang telah dikunyah sebelumnya oleh penderita HIV. Kasus ini pernah dialami seorang bayi dengan pengasuh pengidap HIV.
Darah dari mulut pengasuh bercampur dengan makanan yang telah dikunyah, kemudian makanan tersebut dikonsumsi oleh bayi. Bayi tersebut kemudian terinfeksi HIV.
- Tato dan Tindik
Meski sangat jarang, penyebaran virus HIV dapat terjadi dari peralatan tato atau tindik yang mengandung darah penderita HIV. (one)