BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Peternak sapi di Kabupaten Bengkulu Selatan diimbau untuk waspada dan tetap menjaga kebersihan kandang.
Terlebih kesehatan ternak. Pasalnya, menurut Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian BS Yasirli, SP, M.S, saat ini virus baru bernama Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol pada ternak mulai menyerang. BACA JUGA:PMK Belum Selesai, 637 Ekor Ternak Sapi Masih Terjangkit Kasus virus LSD sudah ditemukan di Provinsi Bengkulu tepatnya di Mukomuko. Masyarakat diminta agar sebisa mungkin untuk menjaga peliharaannya agar terhindar dari wabah virus tersebut. “Virus LSD belum masuk ke Bengkulu Selatan. Untuk di Mukomuko, dari informasi Distan Provinsi Bengkulu saat ini ada enam ekor sapi yang terserang penyakit tersebut,” ujarnya. BACA JUGA:Pengadaan 913 Ekor Sapi Dibatalkan Apa itu LSD? dilansir dari distanpangan.baliprov.go.id, Lumpy skin diseses (LSD) adalah penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox. Penyakit LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar.Meskipun tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, namun LSD menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian yang ditimbulkan berupa kehilangan berat badan, karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit. BACA JUGA:15 Objek Wisata Ini Bisa Jadi Pilihan Saat Libur Nataru di Bengkulu Selatan, 2 Masuk Nominasi 5 Besar API
Sapi yang terserang LSD menunjukkan beberapa gejala seperti demam, timbulnya benjolan-benjolan pada kulit dengan batas yang jelas, sehingga penyakit ini bisa juga dinamai penyakit kulit benjol, keropeng pada hidung dan rongga mulut dan pembengkakan pada kelenjar pertahanan.
Penularan penyakit dari satu hewan ke hewan lain terjadi melalui beberapa jalur, yaitu BACA JUGA:PMK Terus Merebak, 213 Ekor Hewan Ternak Terjangkit, Distan Pertimbangkan Usul Asuransi 1. Ditularkan oleh serangga penghisap darah, seperti nyamuk, caplak dan lalat 2. Kontak langsung antara hewan sakit dan hewan yang sehat BACA JUGA:Sapi Berkeliaran, Sekda Bengkulu Selatan Marah 3. Penularan dari induk yang sakit kepada anak di dalam kandungan dan melalui air susu 4. Melalui jarum suntik yang tidak steril dan digunakan berulang. 5. Pakan dan air minum yang tercemar ludah hewan yang terinfeksi.
Perpindahan / lalu lintas hewan ke daerah lain sangat mempengaruhi penyebaran penyakit ke wilayah yang lebih luas. Lebih dari 45% kelompok ternak dapat terinfeksi dengan tingkat kematian mencapai 10 persen. BACA JUGA:PMK Mewabah, Asuransi Sapi Justru Terhenti
LSD pertama kali ditemukan di Zambia, Afrika pada tahun 1928. Penyakit menyebar sampai ke afrika utara (1980) dan ke Mesir (1988) kemudian ke Israel dan timur tengah (1988), dan menjadi wabah di timur tengah pada tahun 2006 dan 2007. Kemudian tahun 2012, LSD menyebar ke Yunani dan Bulgaria dan Balkan. Terus masuk ke Eropa dan menjadi wabah pada tahun 2018. BACA JUGA:PMK Terus Merebak, 213 Ekor Hewan Ternak Terjangkit, Distan Pertimbangkan Usul Asuransi Menurut Badan Pangan Dunia, Food and Agriculture Organization (FAO), penyakit LSD sudah sampai di Asia. Negara pertama Asia yang tertular adalah Bangladesh (Juli 2019), kemudian India dan China (Agustus 2019). Selanjutnya Taiwan (Juli 2020), Vietnam (Oktober 2020), Thailand (Mei 2021), dan Malaysia (Juni 2021). BACA JUGA:PMK Menyebar ke 24 Desa di Seluma
Dengan sudah tertularnya negara-negara tetangga dekat dengan Indonesia, maka LSD sudah menjadi ancaman bagi Indonesia sehingga Indonesia perlu mewaspadai penyakit lumpy skin diseases (LSD).
Kewaspadaan yang dapat dilakukan adalah :
1. Mengenali dan mengenalkan penyakit LSD kepada masyarakat, terutama kepada peternak. 2. Melaporkan bila menemukan penyakit dengang gejala seperti LSD. 3. Mencegah masuknya penyakit dengan mengawasi lebih teliti lalu lintas ternak, hewan dan bahan pangan asal hewan dari luar negeri maupun antar wilayah di Republik Indonesia. BACA JUGA:PMK Menggurita, Tinggal Dua Kecamatan Belum Terjangkit 4. Meningkatkan manajemen peternakan 5. Menerapkan biosekuriti secara disiplin di peternakan, Menjaga kondisi tubuh ternak agar tetap sehat dengan mencukupi kebutuhan pakan dan menyediakan kandang yang nyaman bagi ternak. 6. Mengupayakan agar kandang dalam kondisi bersih, kering dan hangat. BACA JUGA:Vaksinasi PMK Fokus di Bengkulu Selatan dan Rejang Lebong 7. Menjaga kebersihan kandang dan lingkungannya, membersihkan sampah dan kotoran ternak setiap hari agar tidak menjadi sarang serangga penghisap darah, seperti nyamuk, caplak dan lalat karena serangga merupakan salah satu vektor yang menularkan penyakit LSD. 8. Melakukan penyemprotan (spraying) kandang dengan anti serangga dan merendam ternak (dipping) dalam larutan insektisida secara berkala. (**)