BACA JUGA:Polda Bengkulu OTT 2 Oknum Wartawan Media Online, Korbannya 17 Kades
“Naik lagi karena memang harga dari distributor naik. Yang kami jual ini semuanya stok baru,” ujar Efriyenti (41) pedagang manisan Pasar Ampera, Bengkulu Selatan.
Ia menduga kenaikan harga minyak goreng akan terus terjadi beberapa waktu kedepan, ini melihat stok barang yang sangat terbatas dari agen ataupun distributor.
BACA JUGA:32 Mobil yang Boleh 'Minum' Pertalite, Avanza Veloz dan Ertiga Tak Masuk Kriteria
“Tapi kami berharap minyak ini jangan sampai langka seperti beberapa waktu lalu. Kalau sampai barangnya kosong, dipastikan harga meningkat tajam,” akunya.
Terpisah, Halimin (48) warga Desa Talang Padang Kecamatan Pino Raya mengakui terjadinya penurunan harga jual TBS kelapa sawit.
BACA JUGA: Bupati Kaur Temui Mentan, Ini Kabar yang Dibawa Pulang, Bisa Bikin Petani Kaget
Baginya, penurunan harga jual tersebut tidak seimbang jika dibandingkan dengan harga penjualan minyak goreng.
Oleh karena itu, dirinya meminta pemerintah daerah Bengkulu Selatan kembali melakukan peninjaun pasar agar harga komoditas sawit kembali stabil.
“Jadi minyak sawit itu lari ke mana ? masa minyak goreng mahal sementara TBS murah,” tanya Halimin.
BACA JUGA:Gileee Bener, Acara Sunatan Ini Gelar Konser Musik 4 Hari 4 Malam
Tak sampai di situ, Halimin juga mengeluhkan besarnya biaya pengelolaan kebun sawit saat ini.
Seperti harga pupuk yang melambung, serta harga racun rumput yang ikutan naik.
“Intinya kalau petani ini berharap yang realita saja, misal harga minyak goreng naik. Cobalah pemerintah untuk meningkatkan juga harga jual TBS,” demikian Halimin. (rzn)