BACA JUGA:Kabar Duka, Dirut Bank Bengkulu Ahmad Irfan Meninggal Tutup Usia
BACA JUGA:Gaji PNS Naik, Besaran Tukin ASN Kategori Ini Dirombak
Sebelum pertarungan dimulai, keduanya sepakat untuk mengumpulkan kesaktian masing masing.
Tak disangka, kesempatan tersebut dimanfaatkan Si Mata Empat dengan berbuat licik agar bisa unggul dari Si Pahit Lidah.
Setelah hari yang disepakati tiba, Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat bertemu di bawah pohon aren sesuai kesepakatan sebelumnya.
BACA JUGA:Harganya Miliaran Rupiah, Selalu Jadi Incaran Kolektor, 4 Jenis Barang Antik Ini Bisa Bikin Kaya Mendadak
Si Mata Empat mempersilahkan Si Pahit Lidah untuk naik ke pohon aren terlebih dahulu.
Si Pahit Lidah lalu naik dan memotong tangkai buah aren yang berada persis di atas tubuh Si Mata Empat.
Tentunya Si Mata Empat dengan mudah bisa menghindar meski Si Pahit Lidah mencobanya sebanyak tiga kali.
BACA JUGA:Punya Barang Antik Buruan Kolektor, Bingung Cara Menjual, Begini Caranya Agar Laku Tinggi
BACA JUGA:Terendam Banjir, Puluhan Hektar Tanaman di Bunga Mas Gagal Panen
Karena si Mata Empat bisa melihat buah aren yang jatuh itu menggunakan sepasang matanya yang berada di belakang kepala.
Kini giliran Si Pahit Lidah yang tidur di bawah pohon aren, ia sudah merasa bahwa ajalnya telah dekat.
"Pahit lidah apakah kau sudah siap dengan kematianmu?” kata Si Mata Empat dengan sombongnya.
”Jangan banyak oceh! Cepat potong buahnya!” jawab Pahit Lidah.
BACA JUGA:9 Sekolah Terbaik di Kota Palembang Berdasarkan Nilai UTBK 2022
BACA JUGA:Mencuci di Sungai, Ibu dan Anak di Diterkam Buaya
Dengan cepat Si Mata Empat memotong tangkai buah aren, sementara Si Pahit Lidah tak sempat menghindar.
Terdengar erangan kesakitan dari bawah pohon, Si Mata Empat melihat Si Pahit Lidah sudah bersimbah darah dan tak lama kemudian tewas dengan mengenaskan.
BACA JUGA:JANGAN SOMBONG! Meski Banyak Uang, 5 Shio ini Mudah Jatuh Miskin
BACA JUGA:Khusus Wanita, Ini Amalan Terbaik Pada Malam Jumat, Dijamin Rezeki Mengalir
Si Mata Empat tertawa puas melihat nasib lawannya, apalagi kini terbukti bahwa dia adalah jawara terkuat di wilayah tersebut.
Namun melihat tubuh Si Pahit Lidah terkulai lemas di tanah, timbul rasa penasaran Si Mata Empat.
Ia berpikir apakah sebutan Si Pahit Lidah adalah benar karena rasa lidahnya yang pahit?
BACA JUGA:3 Bulan Tertimbun Reruntuhan, Begini Kondisi Pria Suria Korban Gempa Yang Selamat
BACA JUGA:MenPAN-RB Siapkan Formasi Khusus Talenta Digital dalam Seleksi CPNS 2023
Dikendalikan oleh rasa penasaran itu, tanpa sadar Si Mata Empat menyentuh lidah lawannya yang telah mati dengan ujung jari, lalu mengecapnya.
Si Mata Empat terkejut karena lidah lawannya itu terasa lebih pahit dari brotowali.
Tanpa sadar apa yang dikecapnya adalah racun mematikan yang memang dimiliki Si Pahit Lidah.
BACA JUGA:Ajaib..! 3 Bulan Tertimbun, Pria Korban Gempa Suria Ditemukan Selamat
BACA JUGA:Inovasi Baru Bank Mandiri, Dijamin Memanjakan Nasabah, Berikut Penjelasannya
Seketika tubuh Si Mata Empat membiru dan ia lalu tewas di tempat yang sama.
Akhir cerita kedua orang sakti itu meninggal ditempat yang sama. Kedua jawara itu lantas dimakamkan oleh penduduk setempat di tepi Danau Ranau yang menjadi tempat pertarungan tersebut.
BACA JUGA:Kabar Baik Buat Petani Sawit, Harga Sawit Diprediksi Akan Stabil, Ini Kata Menko Airlangga