BENGKULU, RASELNEWS.COM - Gunung api tertinggi di Indonesia ternyata ada di Bengkulu.
Ketinggian gunung api di Bengkulu ini setara dengan gunung Jayawijaya di Papua.
Gunung api tertinggi di Indonesia ini sudah ada sejak ratusan tahun silam, lokasinya berada di bawah laut Bengkulu, tepatnya di laut lepas Pantai Bengkulu pada kilometer 330 arah barat Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Hai Ladies! Nih Tanda-tanda Jika Pasanganmu Sudah Tak Cinta Lagi
BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Wanita Lebih Suka dengan Pria Lebih Tua, Salah Satunya 'Berpengalaman'
Posisinya di Palung Sunda barat daya Sumatera pada kedalaman 5,9 kilometer di antara Pulau Enggano dan Pulau Mega. .
Pincak tertinggi gunung api raksasa ini berada di kedalaman 1.280 meter di bawah permukaan air laut.
Gunung api tertinggi di Indonesia ini pertama kali ditemukan oleh tim gabungan pakar geologi Indonesia, Amerika Serikat, dan Perancis.
BACA JUGA:Suami Pasti Suka! Ini Manfaat Tidur Tanpa Pakaian bagi Pasangan Suami Istri
BACA JUGA:Yuni Jasmine Viral! PNS asal Lampung Berdagu Lancip
Para peneliti ini tergabung dalam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institute de Physique du Globe) yang berada di Paris.
Keberadaan gunung api tertinggi di Indonesia yang berada di Bengkulu ini dibenarkan oleh seorang Pakar Geologi dari Pusat Geotekhnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi (LIPI), Danny Hilman Natadidjaja.
BACA JUGA:Lakalantas di Seluma, Warga Bengkulu Selatan Luka-luka
BACA JUGA:Pembangunan Pabrik CPO di Seluma Ditentang Warga, Isunya Akan Ada Aksi Demo Penolakan, Ini Penyebabnya
Gunung api tertinggi di Indonesia yang berada di Bengkulu ini dibuktikan dengan ditemukannya kaldera.
Kaldrea itu merupakan fitur fulkanik yang terbentuk dari jatuhnya tanah setelah letusan vulkanik.
Walaupun beberapa pihak menyebut gunung api raksasa di Bengkulu ini sudah aktif lagi, namun para ilmuan belum memastikan tingkat keaktifan gunung api tertinggi di Indonesia yang berada di Bengkulu tersebut.
BACA JUGA:5 Fakta Orang Bunian di Bukit Barisan Sumatera, Pernah Bertarung dengan Sipahit Lidah, Ini Akibatnya
BACA JUGA:Misteri Bukit Barisan dan Orang Bunian, Sering Menyesatkan Manusia, Berikut Tanda Kedatangan Orang Bunian
Keraguan ini lantaran masih ditemukannya kaldera di gunung raksasa itu.
Gunung api di Bengkulu ini merupakan salah satu gunung bawah laut tertinggi di dunia.
Walapun gunung api bawah laut Bengkulu ini belum dipastikan keaktifannya, namun suatu saat gunug api raksasa itu bisa saja kembali aktif dan memuntahkan vulkanik.
BACA JUGA:Bukan Pakai Sabun, Cara Bersihkan Toilet Kotor Pakai Kapur Tembok, Dicamin Kinclong, Begini Caranya
BACA JUGA:Warga Seluma yang Sakit Didatangi Gubernur Bengkulu, Berikan Santunan, Siap Kawal Pengobatan Hingga Sembuh
Terbukti beberapa gunung di Indonesia yang sebelumnya sudah dinyatakan tidak aktif lagi, naun kemudian kembali eruvsi.
Diantaranya gunung Sinabung, gunung itu meletus tahun 1600, kemudian dinyatakan tidak aktif.
Namun pada akhir tahun 2013 dan awal 2014 gunung yang sudah lama dinyatakan tidak aktif itu kembali meletus.
BACA JUGA:Bonus Anggota Paskibraka, Bengkulu Dapat Uang Saku dan Jalan Jalan, Paskibraka Seluma Harus Menunggu
BACA JUGA:Turnamen Sepak Bola Bupati Kaur Cup, Tanjung Kemuning Juara, Pertandingan Berlangsung Seru
Tahun 2016 dan 2019 gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus lagi.
Gunung api lainnya di Indonesia yang sebelumnya sudah tidak aktif lagi adalah gunung Guntur di Jawa Barat.
Gunung itu aktif tahun 1840 hingga 1847, kurun waktu itu sempat terjadi letusan dasyat.
Setelah itu gunung Guntur dinyatakan tidak aktif. Kemudian dinyatakan aktif kembali pada tahun 2013.
BACA JUGA:Program 1.000 Jalan Mulus di Seluma Terus Diluncurkan, Tahun ini 100 Jalan Dibangun
BACA JUGA:Waspada Penularan HIV Kian Mengkhawatirkan, Tahun Ini Tercatat 266 Warga Tertular Penyakit Berbahaya
Kemudian yang sempat dinyatakan tidak aktif lagi di Indonesia adalah gunung Ibu yang berlokasi di barat laut pulau Halmahera.
Gunung itu aktif 15.000 tahun lalu. Kawah gunung itu sempat ditumbuhi pepohonan sehingga menjadi hutan belantara.
Pada tahun 1999 gunung Ibu kembali meletus seiring terbentuknya kawah baru.