BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Harimau Sumatera berbadan kurus dan berkaki pincang yang meneror warga Desa Suka Bumi dan Desa Sebilo Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu masih berkeliaran.
Harimau Sumatera itu diperkirakan sudah sejak satu bulan terakhir berkeliaran di kawasan perkebunan warga kawasan Ulu Ganjuh, Air Kiliran, Kota Bumi dan Sebilo.
BACA JUGA:3 Pengepul Benur di Kaur Dibekuk, Polisi Amankan 9.468 Benih Lobster
BACA JUGA:Warga Bengkulu Selatan Waspada! Harimau Muncul di Kecamatan Pino dan Ulu Manna
Bahkan sudah empat ekor anjing milik warga hilang secara misterius, diduga dimangsa oleh Harimau Sumatera itu.
Anjing yang hilang misterius itu milik Baidin, Sintarman, Wamau dan Aprin.
Warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, sebisa mungkin hindari bertemu dengan Harimau Sumatera itu.
Diduga ada tiga kemungkinan Harimau Sumatera itu keluar dari hutan dan mendekat ke kawasan perkebunan dan pemukiman warga.
BACA JUGA:Mau Bisnis Jual Beli HP di Facebook? Waspada, Simak Tips agar Terhindar dari Penipuan
BACA JUGA:Survei OJK: Ada 8 Profesi Terbanyak Terjerat Pinjol, Nomor 1 Guru
Kemungkinan pertama, Harimau Sumatera itu mengalami sakit, akibat terkena jerat atau terkena tembakan.
Kemungkinan kedua harimau Sumatera itu kelaparan karena habitat perburuan sudah dibuka petani menjadi lahan perkebunan kelapa sawit atau kopi.
Kemungkinan ketiga Harimau Sumatera itu sedang memiliki anak kecil.
BACA JUGA:Suhu Semakin Panas! Ramalan BMKG Ini Mengerikan, Bersiaplah
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Korban Lakalantas Tak Sadarkan Diri, Pelaku Tabrak Lari di Kaur Diburu Polisi
Apalagi belakangan ini memang marak pembukaan hutan di kawasan Desa Sebilo dan sekitarnya untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.
Kedua kemungkinan ini dikuatkan dengan kondisi Harimau Sumatera yang dilihat warga itu berbadan kurus dan kakinya pincang.
BACA JUGA:5 Shio Paling Merasa Benar, Paling Suka Berdebat dan Adu Argumen
BACA JUGA:Guru Masih Jadi Prioritas, Kaur Kembali Rekrut PPPK, Total Kuota 262 Formasi, Ini Rinciannya
Seperti dikabarkan sebelumnya, Harimau Sumatera itu pertama kali dilihat oleh Saipul warga Desa Kota Bumi Kecamatan Pino.
Saat itu Saipul sedang berada di kebun kelapa sawit miliknya, kemudian dia melihat seekor harimau melintas di pinggir kebunnya.
BACA JUGA:VALID! Jawaban Kode Voucher Badai Shopee Selasa 22 Agustus 2023, Segera Ambil Diskon 100 Persen
BACA JUGA:Peluang Rantai Bisnis Terpadu di Bengkulu, Bisa Untung Miliaran, Bahan Baku Melimpah, Ini Jenis Usahanya
Kondisi harimau Sumatera yang dilihat Saipul itu memperihatinkan, badannya kurus dan kakinya pincang.
Karena khawatir harimau Sumatera itu menyerang manusia dan ternak, Saipul melaporkan keberadaan Harimau itu kepada pemerintah desa Kota Bumi.
Pada Selasa (22/8/2023) pemerintah Desa Sebilo, bersama Pemerintah Kecamatan Pino, Petugas BKSDA Resort Bengkulu Selatan, Petugas KPHL Bengkulu Selatan dan pihak kepolisian mendatangi lokasi tempat harimau itu terlihat oleh Saipul.
BACA JUGA:Amalan Pembuka Pintu Rezeki, Ustadz Adi Hidayat: Baca Seteah Shalat Jumat
BACA JUGA:Menurut Penelitian, Ini Rahasia Cepat Mengecilkan Perut Buncit, Mudah dan Tanpa Biaya
Berdasarkan hasil pemetaan, jarak harimau Sumatera itu terlihat oleh Saipul sekitar 1,4 kilometer dari pemukiman penduduk.
Berjarak sekitar 4 kilometer dari Hutan Produksi Terbatas (HPT) Peraduan Tinggi.
Kepala BKSDA Resort Bengkulu Selatan, Rinjuan Windiadi mengimbau masyarakat agar selalu berhati hati saat ke kebun atau bepergian di kawasan harimau itu muncul.
BACA JUGA:Pabrik Pengolahan Cangkang Sawit Dibangun di Bengkulu, Nilai Investasi Ratusan Miliar, Ini Lokasinya
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Dana BOS SMK IT AL Malik, Kejari Bengkulu Selatan Periksa Saksi Ahli Kemdikbudristek
Wendi juga menjelaskan, bahwa Harimau Sumatera itu selalu menerkam mangsanya dari belakang.
Untuk itu teknik yang bisa dilakukan jika bertemu dengan Harimau Sumatera jangan sampai membelakangi harimau tersebut.
"Kalau ketemu harimau Sumatera, posisi harus terus menghadap ke harimau itu sembari berjalan mundur untuk menjauh," jelas Wendi.