BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Nama Lubuk Langkap sudah sangat populer di kalangan masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu bahkan di luar daerah.
Bendungan yang sebetulnya dibangun sebagai sumber irigasi sawah itu menjadi salah satu tempat wisata alam yang banyak didatangi wisatawan.
Meski sudah banyak yang berkunjung ke tempat wisata yang berada di Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis itu, mungkin banyak juga yang belum tahu asal usul nama Lubuk Langkap.
BACA JUGA:Sisi Lain Wisata Kamboja, 'Surganya' Bagi Pejudi yang Menjadi Target Pencari Kerja dari Indonesia
Menurut kisah, dulunya di lokasi itu banyak kayu Langkap yang tumbuh di atas lubuk. Jauh sebelum bendungan dibangun, Sungai Air Nipis merupakan salah satu sumber penghidupan masyarakat.
Meski di sepanjang aliran sungai banyak batu, bukan berarti aliran sungai tidak dalam. Beberapa titik hendaknya harus diwaspadai karena memiliki kedalaman melebih orang dewasa.
Salah satunya adalah Lubuk Langkap. Dulunya Lubuk Langkap terkenal dikalangan masyarakat sekitar sebagai lokasi pemancingan, dan di hilirnya tempat pemandian.
BACA JUGA:Tempat Wisata Imperatif di Bedugul, Bali Tawarkan Pengalaman Unik, Ada Mini Zoo dan Playground
Lokasi lubuk yang dimaksud letaknya berada di hulu atau tidak jauh lubuk itu tidak jauh dari bendungan dan tempat pemandian yang banyak dikunjungi wisatawan saat ini. Dulunya lubuk di sungai itu hanya sekedar lubuk saja.
Namun karena di atas lubuk banyak tumbuh kayu Langkap, sejenis tanaman liar yang mirip pohon aren namun ukurannya lebih kecil, sehingga warga menamakan lubuk itu menjadi Lubuk Langkap.
"Dulu, sekitar tahun 1970 ke bawah tumbuhan disitu paling banyak kayu Langkap. Makanya warga menamakan lokasi Lubuk Langkap,” ungkap salah satu sumber kepada Raselnews.com.
BACA JUGA:Tempat Wisata di Indonesia Ini Dulunya Ramai, Namun Kini Ditinggalkan, Bahkan Menyisakan Cerita Mistis
Kayu Langkap tidak berbuah. Namun batangnya banyak dimanfaatkan warga sebagai alat untuk mengaduk atau memasak gelamai (makanan khas Bengkulu Selatan).
Sebab tekstur batang Kayu Langkap yang keras dan warnanya yang sedikit bersinar sangat bagus digunakan untuk mengaduk masakan khas serawai itu.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk, Kayu Langkap secara perlahan akhirnya sulit ditemukan. Sebab lahan sebagai habitatnya sudah banyak digarap warga untuk dijadikan perkebunan.
BACA JUGA:Sambut Wisatawan, Pantai Wayhawang Kaur Dibersihkan Jelang Idul Fitri
Seperti saat ini di atas Lubuk Langkap jenis tanaman sudah berganti menjadi pohon karet.
Kayu Langkap masih bisa ditemui jauh di dalam kawasan hutan. Artinya bagi orang yang masih penasaran dengan bentuk Kayu Langkap, bisa mencarinya di dalam kawasan hutan di sekitaran Dusun Lubuk Langkap Desa Suka Maju.
Namun, kalau sekedar ingin berwisata menikmati alam dan mandi segarnya air Lubuk Langkap bisa datang langsung ke Lubuk Langkap. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota, sekitar 45 menit mengendarai mobil atau motor.
Air sungai sangat jernih dan masih alami. Suasana alam juga sejuk, karena dekat dengan kawasan hutan lindung Bukit Rikki.
Aliran air tidak terlalu deras, sehingga tidak bahaya kalau mau mandi. Di lokasi juga ada penyewaan pelampung ban mobil, dan juga ada warung warga yang menjual makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau. (yoh)