RASELNEWS.COM - Tanaman ini sebaiknya di tanam di halaman rumah. Selain sebagai penghasil oksigen, tanaman satu ini bisa menyerap logam berat.
Apalagi diketahui lahan bekas tambang emas atau tailing tersebar luas di Indonesia. Tailing adalah sisa hasil tambang berupa hancuran batu halus seperti pasir atau debu yang telah diekstrak mineralnya, seperti emas dan perak.
BACA JUGA:6 Hal yang Harus Dihindari Saat Menggunakan Air Cucian Beras untuk Tanaman
Meski kandungan emas dalam tailing sangat rendah, proses untuk menambang kembali membutuhkan biaya yang tinggi.
Pencemaran Lingkungan oleh Tailing
Terkait penyebaran pencemaran dari tailing, situasinya cukup memprihatinkan. Data dari United Nations Environment Program (UNEP) tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ketiga penghasil emisi merkuri terbesar di dunia setelah Tiongkok dan India.
BACA JUGA:Lupakan Pupuk Kimia! Ini 12 Manfaat Luar Biasa Air Cucian Beras untuk Tanaman
Indonesia menyumbang sekitar 7% dari total emisi merkuri global, yaitu lebih dari 150.000 kilogram dari total 2.223.000 kilogram.
Penanggulangan pencemaran ini menjadi tanggung jawab bersama—pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat umum. Setidaknya ada dua langkah yang perlu diambil:
1. Mengendalikan pencemaran agar tidak semakin parah
BACA JUGA:Jenis dan Cara Merawat Peperomia, Tanaman Hias yang Cocok untuk Dekorasi Rumah
2. Melakukan mitigasi, yaitu pengurangan atau pembersihan pencemaran
Pendekatan Penanggulangan dengan Fitorimediasi
Salah satu metode yang menjanjikan adalah pendekatan biologi melalui fitorimediasi. Teknik ini menggunakan tanaman untuk menyerap dan mengurangi logam berat dari lingkungan.
BACA JUGA:Krokot Bayam Batang Merah: Sayuran atau Tanaman Hias?
Tanaman yang digunakan disebut tanaman hiperakumulator, yaitu tanaman yang mampu menyerap logam berat dalam jumlah besar tanpa mengalami kerusakan.
Tanaman hiperakumulator biasanya sudah beradaptasi dengan kondisi tanah yang kaya logam. Di Indonesia, tanah ultramafik—yang kaya logam berat—tersebar luas, seperti di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Tenggara, Maluku, Halmahera, hingga Papua.
BACA JUGA:Mudah Ditemui, Tanaman Punggung Setan Ini Baiknya Jauhkan dari Anak-anak, Ini Alasannya
Beberapa jenis tanaman hiperakumulator yang dapat dimanfaatkan di Indonesia antara lain:
1. Bayam-bayaman (Amaranthus sp.)
2. Tifa (Typha sp.)
3. Akar wangi (Vetiveria zizanioides)
4. Berbagai jenis gulma yang potensial jika diteliti lebih lanjut.
BACA JUGA:Manfaat dan Morfologi Bunga Kamboja, Tanaman Kuburan yang Bukan Asli dari Indonesia
Potensi Fito-Mining
Selain untuk mengurangi pencemaran, beberapa tanaman juga dapat digunakan dalam proses fito-mining, yaitu metode menambang logam bernilai ekonomi tinggi, seperti emas, menggunakan tanaman.
Tanaman seperti beras-beras dan beberapa jenis gulma di Indonesia diketahui memiliki kemampuan menyerap emas dalam kadar yang signifikan.
BACA JUGA:Kaliandra Merah, Tanaman Semak yang Memiliki Banyak Manfaat! Salah Satunya Penghasil Energi Panas
Penggunaan tanaman ini memberikan manfaat ganda:
1. Membersihkan lingkungan dari logam berat
2. Menghasilkan logam bernilai ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (**)