Sejarah Panjang Kue Nastar, Makanan Khas Lebaran Berisi Nanas yang Penuh Makna

Minggu 16-03-2025,11:17 WIB
Reporter : Andri Irawan
Editor : Andri Irawan

RASELNEWS.COM - Nastar, kue mungil berisi selai nanas, telah menjadi sajian khas Lebaran di Indonesia. Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa kue ini memiliki sejarah panjang yang berakar dari pengaruh kuliner Belanda pada masa kolonial.

Nama "nastar" diambil dari bahasa Belanda yang merupakan gabungan kata ananas (nanas) dan taartjes (kue tart kecil).

BACA JUGA:Senangnya! THR PNS 2025 Cair Maret, Paling Lambat 1 Minggu Sebelum Lebaran

Sejarawan kuliner Fadly Rahman menjelaskan, dulunya nastar hanya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan disajikan dalam perayaan tertentu, termasuk Lebaran.


Kue nastar-istimewa-raselnews.com

Seiring waktu, tradisi ini berkembang hingga menjadikan nastar sebagai bagian tak terpisahkan dari berbagai momen istimewa di Indonesia.

Awalnya, nastar terinspirasi dari pai Belanda yang berukuran besar dan berisi selai apel atau strowberry.

BACA JUGA: Cara Tukar Uang Baru Lebaran 2025 di Bank Indonesia via Pintar BI, Tanpa Ribet dan Ngantre

Namun, karena kedua buah tersebut sulit ditemukan di Indonesia, masyarakat kolonial menggantinya dengan nanas yang lebih mudah didapat. Inovasi ini melahirkan nastar dengan cita rasa khas yang bertahan hingga kini.

Seiring perkembangan zaman, nastar mengalami banyak perubahan, baik dari segi bentuk maupun isian.

Dahulu, ukurannya lebih besar menyerupai pai, tetapi kini dibuat lebih kecil, sekitar dua sentimeter, dengan bentuk bulat yang lebih praktis disantap.

BACA JUGA: Makanan Ini Ternyata Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan dengan Jeruk, Berikut Daftar dan Alasannya

Bahkan, di beberapa negara seperti Hong Kong, nastar memiliki bentuk balok dengan panjang sekitar lima sentimeter.

Selain bentuk, variasi rasa juga semakin beragam. Meskipun selai nanas tetap menjadi favorit, kini tersedia inovasi rasa seperti cokelat, keju, hingga stroberi.


Kue nastar, makanan lezat saat lebaran-istimewa-raselnews.com

Hal ini menunjukkan kreativitas masyarakat Indonesia dalam mengadaptasi nastar sesuai dengan selera mereka.

BACA JUGA:Makanan yang Dimasak dengan Cara Dibakar Picu Kanker? Mitos atau Fakta?

Lebih dari sekadar camilan, nastar adalah bukti nyata akulturasi budaya. Dari kue kolonial yang awalnya hanya dinikmati oleh kalangan terbatas, kini nastar telah menjadi kue rakyat yang erat kaitannya dengan berbagai perayaan, seperti Lebaran, Natal, dan Imlek.

Keberadaannya bukan sekadar simbol kemeriahan, tetapi juga mencerminkan bagaimana masyarakat Indonesia mampu mengolah pengaruh luar menjadi bagian dari identitas kuliner nasional. (**)

Kategori :