Makroalga Caulerpa sp

Makroalga Caulerpa sp

Oleh : Nelsie Sopya Dayanie Nama Pembimbing : Riong Seulina Panjaitan, S.Si., M.Si Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Pendahuluan Makroalga atau yang dikenal dengan nama rumput laut adalah tumbuhan yang memiliki talus yang tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini hidup di perairan laut yang masih mendapat cahaya matahari dengan menempel pada substrat yang keras. Makroalga mempunyai peran dan manfaat terhadap lingkungan sekitarnya yaitu sebagai tempat asuhan dan perlindungan bagi jenis-jenis ikan tertentu sebagai tempat mencari makanan alami ikan-ikan dan hewan herbivora. (Asriyana dan Yuliana, 2012) Berdasarkan kandungan pigmennya, makroalga diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu makroalga merah (Rhodophyta), makroalga coklat (Phaeophyceae), makroalga hijau (Chlorophyceae), dan makroalga hijau-biru (Chyanophyceae). Selain digunakan sebagai bahan pangan bagi manusia, makroalga juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat pada pakan ikan (Aslamyah et al, 2016). Makroalga merupakan salah satu hasil laut yang dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia. Setiap tahun permintaan makroalga di dunia semakin meningkat, rata-rata sebesar 22,25% per tahun. Data ekspor menunjukkan bahwa pada tahun 2015 permintaan makroalga mencapai 11,27 juta ton. Selanjutnya pada tahun 2016, produksi naik menjadi 11,69 juta ton. Potensi ekonomi makroalga yang demikian besar dan ketersediaannya yang beraneka ragam di perairan laut Indonesia yang demikian luas maka makroalga telah ditetapkan sebagai salah satu komoditi unggulan program revitalisasi kelautan. (Dahuri, 2013) Makroalga dari kelas Chlorophyceae salah satunya adalah Caulerpa sp.. Caulerpa sp. merupakan golongan makroalga hijau, thallus (cabang) berbentuk lembaran, batangan dan bulatan, berstruktur lembut sampai keras. Rumpunnya terbentuk dari berbagai ragam percabangan, mulai dari sederhana sampai yang kompleks seperti yang terlihat pada tumbuhan tingkat tinggi, ada yang tampak seperti akar, batang dan daun. Seluruh bagian makroalga Caulerpa sp. berbentuk bulatan-bulatan seperti buah anggur. Walaupun habitat asalnya berasal dari laut, akan tetapi Caulerpa sp. dapat dibudidayakan di kawasan pertambakan selama sirkulasi air pasang surut di kawasan pertambakan dapat terjaga dengan baik (Sunaryo, 2015) Di Filipina dan Indonesia merupakan makroalga yang sering dikonsumsi sebagai sayuran dan lalapan. Cаulеrра sр. ini tidak hanya diminati di Indonesia saja tetapi dibeberapa negara seperti Jepang, Cina, Korea, Malaysia, Filipina dan Thailand bahkan di belahan dunia seperti Amerika dan Eropa juga ikut mengkonsumsi Caulerpa sp. Di Amerika dan Eropa, Caulerpa sp. dikenal sebagai green caviar atau kaviar hijau (Yusniarti, 2013). Caulerpa sp. memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, antara lain protein (10,7%) dan karbohidrat (27,2%), sedangkan lemaknya bersifat fluktuatif yaitu sekitar 0,3%, kandungan air antara 16–20%, serta kandungan serat kasar berkisar antara 4,4–15,5%. Caulerpa sp. merupakan salah satu jenis makroalga yang mempunyai kesamaan komposisi pigmen dengan tumbuhan tingkat tinggi. Jenis rumput laut yang termasuk dalam kelompok makroalga hijau mempunyai pigmen fotosintetik yaitu klorofil a dan b dengan jumlah yang melimpah. Selain pigmen utama yang berupa klorofil makroalga hijau juga mempunyai beberapa pigmen asesoris, yaitu karotenoid. Karotenoid utama pada makroaalga hijau diantaranya β-karoten, lutein, violaxanthin, antheraxanthin, zeaxanthin, dan neoxanthin. (Hamidi, 2013) Cаulеrра sр. memiliki sebaran yang cukup luas terutama pada kawasan beriklim tropis. Pada umumnya tumbuh di laut dangkal dengan aliran air yang tenang dan menempel pada substrat pasir. Tumbuhan Cаulеrра sр. ini memiliki kandungan kimia seperti caulerpin, 0-sitosterol, asam palmitat, siklotetradekana dan dua senyawa lain yang diduga sebagai steroid dan hidrokarbon tidak jenuh yang beragam dan memiliki aktivitas antioksidan dalam menangkal radikal bebas. Selain itu, penelitian lain juga menyebutkan bahwa Cаulеrра sр. ini dapat bermanfaat pada sektor nonpangan khususnya pada proses bioremediasi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Caulerpa sp. dalam budidaya adalah kondisi lingkungannya. Lingkungan yang optimum terhadap pertumbuhan rumput laut sangat berpengaruh pada lokasi dan waktu tanam rumput laut, hal ini terkait dengan ketersediaan nutrisi (Thilahgavani and Vairappan, 2013). Pertumbuhan rumput laut sepenuhnya tergantung pada ketersediaan nutrisi dan kondisi lingkungan saat budidaya termasuk kedalaman air dan jarak tanam bibit. Kedalaman air dapat mempengaruhi tingkat intensitas cahaya yang masuk kedalam perairan, perubahan pada intensitas dan kualitas cahaya yang menembus perairan dengan bertambahnya kedalaman mempengaruhi kemampuan Caulerpa sp. untuk tumbuh. Budidaya Caulerpa sp. dilakukan selama 30 hari dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan budidaya Caulerpa sp. dengan menggunakan rigid quadrant nets dengan masa penanaman selama 42 hari. Daftar Pustaka Aslamyah S, Karim MY, Badraeni, Tahya AM. 2016. Seaweed as a source of carbohidrat in the feed of milk fish (Chanos chanos forsskal). International journal of farmtech research. 9 (11): 64-67 Hаmidi. (2013). Реngаruh Jеnis Раkаn Sеgаr уаng Bеrbеdа Tеrhаdар Реrtumbuhаn Ikаn Nilа Gift (Оrеоchrоmis nilоticus) [Thеsis]. Рrоgrаm Studi Реrikаnаn Fаkultаs Реrikаnаn dаn Ilmu Kеlаutаn Univеrsitаs Tеuku Umаr Mеulаbоh Sunaryo. (2015). Kimia Farmasi. (J. Manurung, Ed.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Thilahgavani, N and C.S. Vairappan. 2013. Nutritional and Bioactive Properties of Three Edible Species of Green Algae, Genus Caulerpa (Caulerpaceae). J Appl Phycol. 26: 1019 – 1027 Yusniarti, 2013, Klasifikasi Caulerpa racemosa serta Kandungan Total Fenol Dalam Rumput Laut Caulerpa Racemosa Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. Universitas Sam Ratulangi.

Sumber: