PLN Tanpa Cadangan Darurat, BS – Kaur Terus Terancam Gelap
RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Pemadaman total daya listrik di BS akibat kerusakan tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sudah terjadi untuk kedua kalinya. Tidak lama setelah pengoperasian, BS juga sempat gelap gulita karena kerusakan yang terjadi.
Kini, kerusakan SUTET transmisi 107 di Kecamatan Tanjung Sakti Lahat, kembali membuat BS menjadi keleman alias gelap gulita tanpa pencahayaan. Hanya orang kaya yang mampu membeli mesin genset, yang rumah mereka tetap bisa terang benderang. Baca berita lainnya KLIK DISINI
Jika tidak ada cadangan darurat, kondisi pemadaman total seperti ini jelas dapat kembali terjadi. Apalagi, lokasi titik tower SUTET yang menghantar daya listrik ke Gardu Induk (GI) di BS, berada di kawasan hutan yang rawan longsor.
Tanjung Sakti Lahat, Kecamatan Ulu Manna dan Pino BS, jelas menjadi salah satu titik yang masuk peta kerawanan bencana. Artinya, sewaktu-waktu BS dan Kaur di masa depan akan kembali merasakan kegelapan mencekam yang terjadi.
Apa yang akan dilakukan oleh PT. PLN? Koordinator Wilayah (Korwil) PLN Seluma, Manna/BS, Kaur (Semaku) Median Zulkarnain mengaku persediaan cadangan darurat (emergency) daya listrik di wilayah Semaku masih minim dan hanya bergantung pada aliran listrik dari Sumatera Selatan (Sumsel). Akibatnya, ketika terjadi black out atau gangguan mendadak jaringan listik, daya listrik akan putus total dan pemadaman terjadi dalam waktu lama.
Median mengaku ke depan akan mengoptimalkan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Padang Guci Kaur dan Batu Balai Kecamatan Air Nipis BS. Hal itu guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan menekan dampak kerugian ekonomi yang ditimbulkan.
“Kita akui memang saat ini tanggap darurat di PLN, khususnya wilayah Semaku belum maksimal. Daya gargu induk (GI) Manna sepenuhnya dari sumsel. Solusinya agar pemadaman dapat diminimalisir, dua PLTMH harus difungsikan maksimal,” ujar Median dihubungi Rasel via telepon, Minggu (23/1).
Selama pemadaman berlangsung, pasokan sementara daya listrik pelanggan hanya ditopang dari suplai genset mobile. Itupun hanya bisa mendistribusikan sebagian listrik ke pelanggan. Pasalnya daya satu genset mobile hanya mencapai 500 kVA atau bisa mengaliri listrik satu trafo yang biasa diisi 300 hingga 400 pelanggan.
“Makanya pelanggan masih ada yang mengeluh lantaran beberapa wilayah belum kebagian daya listrik dari genset mobile ini. Karena saat ini baru sembilan genset mobile yang tiba. Tiga berada di Kaur, tiga di BS kemudian di PTLMH dan wilayah seluma,” terang Medi.
Jika nanti PTLMH sudah berfungsi baik, setidaknya jumlah pelanggan yang terdampak pemadaman dapat dikurangi. Sekarang, pasca adanya bantuan genset mobile. Total pelanggan yang listriknya mati mencapai 81.613 pelanggan atau berkurang sebanyak 11.156 pelanggan dari jumlah sebelumnya.
“Namun tetap akan ada anilisis lanjutan untuk pemaksimalan layanan jaringan listrik ini. Terutama untuk jalur-jalur khusus yang melewati hutan belantara,” kata Medi.
Sementara untuk bantuan daya listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pulau Baai Bengkulu, hanya menjangkau perbatasan Seluma-BS. “Kalau PLTU, sejak awal sudah dialirkan ke sini (GI Manna). Tapi dayanya sangat terbatas dan tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan. Mentoknya paling optimal ke perbatasan seluma. Makanya langkah genset mobile tetap dilakukan,” ungkapnya lagi.
Untuk itu, dirinya mengucapkan permohonan maaf bagi seluruh pelanggan PLN ULP Manna, Seluma dan Kaur atas ketidaknyamaan lantaran pemadaman yang terjadi. “Yang menyulitkan tim kami bekerja untuk ini (perbaikan) adalah kondisi medan yang berat. Bahkan 24 jam petugas selalu siaga di lokasi tower roboh. Mudah-mudahan saja malam ini (tadi malam) listriknya segera normal,” ungkap Medi. (one)
Sumber: