Warga Dua Desa Keluhkan Limbah Tambak Udang

Warga Dua Desa Keluhkan Limbah Tambak Udang

RASELNEWS.COM, KAUR - Sejumlah warga dari Desa Wayhawang dan Suka Menanti Kecamatan Maje mengeluhkan limbah tambak udang. Selasa (17/5) warga mendatangi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaur. Mereka meminta pihak DLH memantau baku mutu air di Sungai Wayhawang yang berbatasan dengan Linau, yang mana muara sungai itu dijadikan lokasi pembuangan aliran limbah dari tambak udang.

Warga menuding, pembuangan limbah tambak membuat sungai Wayhawang tercemar dan mengeluarkan aroma busuk disekitaran objek wisata. "Kami minta DLH melakukan uji mutu air dan memantau langsung kondisi yang di lapangan," ujar Rafii Ilyas, salah satu perwakilan warga kemarin.

Bahkan Menurut Rafii, beberapa pekan terakhir, ada ikan yang membusuk dan mengambang di sekitaran lokasi pembuangan Intalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) milik DPP. Akibatnya, beberapa warga yang menggantungkan hidup dengan sungai itu terpaksa menghentikan aktivitasnya mencari ikan. Selain itu, sungai yang busuk membuat objek wisata itu tidak baik dijadikan jalan bersantai. "Untuknya kita minta pembenahan. DLH kita minta secepatnya turun tangan melakukan pengecekan," timpalnya. Kades Wayhawang, Ahmad Marzuki, S.Pd membenarkan adanya dampak dari pembuangan limbah ke sungai Wayhawang. Secara kasat mata terlihat perubahan air dan juga aroma yang kurang sedap tercium disekitaran sungai. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak DPP. Namun sayangnya belum ada tindak lanjut.

"Sudah kita sampaikan hal ini tapi sampai saat ini belum ada perbaikan atau tindak lanjut dari kondisi yang ada," ujarnya. Marzuki menyatakan, salah satu penyebab lantaran ukuran kolam limbah terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung pembuangan dari puluhan hektar tambak udang milik DPP.

Limbah itu akhirnya meluap dan membanjiri sungai. Padahal limbah belum laik dibuang ke sungai. "Harapan kita ada perubahan. Kita akui DPP juga banyak membawa manfaat dengan kami, baik tenaga kerja maupun aliansi dana CSRnya, namun urusan limbah ini tentu perlu menjadi perhatian serius," tuturnya.

Sementara itu Kepala DLH Kaur Hendri Faizal SE menegaskan akan secepatnya menindalanjuti keluhan warga. Namun demikian dia juga meminta baik pemerintah desa ataupun warga bersurat secara resmi ke DLH sehingga bisa menurunkan tim untuk mengecek. "Tentu hal ini akan kita sikapi secepatnya apalagi menyangkut kepentingan masyarakat, tadi sudah kita sampaikan kepada perwakilan warga yang hadir," ujarnya. (jul)

Sumber: