Kembangkan Desa Wisata
Pantai Laguna Samudra di Kabupaten Kaur salah satu lokasi pemasangan internet gratis-Julianto-raselnews.com
RASELNEWS.COM, KAUR - Kembangkan desa wisata (Dewi) dan perikanan menjadi fokus pembangunan Pemerintah Daerah Kaur.
Desa-desa di Kaur yang telah mendapat legalitas sebagai desa wisata, didorong agar dapat mengembangkan potensi secara maksimal.
“Pengembangan potensi desa wisata maupun potensi lainnya yang dimiliki desa, perlu dilakukan. Kami berharap destinasi wisata di Kaur ini bisa berkembang pesat,” harap Bupati Kaur H. Lismidianto saat membuka Workshop Pengembangan Desa Wisata Kaur yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Gedung Serba Guna (GSG) Pemda Kaur, Sabtu (3/7).
BACA JUGA:Kuota Pertalite di SPBU Bengkulu Selatan Berkurang, Antre Lagi
Disampaikan Bupati, sejauh ini sudah ada 34 desa wisata yang ditetapkan. Sebagian besar objek wisata yang dimiliki merupakan wisata alam. Baik itu danau, perbukitan maupun maupun wisata bahari.
Dari 192 desa di Kaur, didorong mampu mengembangkan objek wisata alam dan wisata bahari.
“Ini bukan tidak mungkin, karena karakter Kaur yang terletak di sepanjang Samudera Hindia dan sepanjang Bukit Barisan yang penuh dengan eksotika alam, merupakan potensi besar agrowisata. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, harapannya Kaur menjadi daerah tujuan wisata,” harap Bupati.
Sementara itu, Anggota DPR RI Hj. Dewi Coryati, M.Si yang hadir, mengharapkan workshop ini bisa meningkatkan desa wisata yang ada di Kaur. Apalagi Kaur memiliki potensi wisata yang cukup banyak dan mudah diakses.
BACA JUGA:Tabrak Pohon Mangga Mobil Kades Remuk
“Ada 32 desa yang sudah ditetapkan dan siap menjadi desa wisata. Saya yakin kedepan wisata di Kaur ini akan makin berkembang dan dapat menambah pendapatan desa,” ujarnya.
Terpisah, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Ali Nurman berharap penggiat wisata bisa bertahap memajukan objek wisata masing-masing. Setelah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ditetapkan Bupati, bisa lebih kreatif mengembangkan potensi yang ada dan gencar berpromosi.
"Kami siap memasilitasi dan memotivasi pegiat wisata untuk bisa berkembang memanfaatkan potensi wisata masing-masing. Potensi wisata Kaur sudah luar biasa, tingal bagaimana mengembangkannya,” demikian Ali Nurman.
Tarif Mahal
Sementara itu, belakangan ini tempat wisata Pantai Laguna Samudera sepi pengunjung. Ini disebabkan pengelola menetapkan tarif masuk objek wisata cukup mahal di hari biasa.
Padahal di ppantai tersebut sedang tidak ada hiburan seperti saat hari besar. Hanya menyediakan pemandangan laut.
Salah seorang pengunjung, Sapri (40) warga Pagar Alam yang berkunjung ke Pantai Laguna, Minggu (3/7), mengaku diminta biaya masuk Rp 70 ribu. Ia menggunakan mini bus dengan tujuh penumpang. Artinya per orang dimintai biaya masuk Rp 10 ribu.
BACA JUGA:Gubernur se Sumatera Cari Solusi Naikkan Harga Sawit
"Itu belum termasuk parkir. Kalau dibanding objek wisata Tanjung Sakti Masat Lahat, jauh lebih mahal. Soalnya di Tanjung Sakti hanya diminta Rp 10 ribu satu kali untuk satu mobil, tidak dihitung penumpangnya,” beber Sapri.
Dia mengaku awalnya bersama rombongan menggunakan tiga unit mobil. Namun dua mobil memutuskan putar arah dan mencari objek wisata lain untuk mengurangi biaya pengeluaran. Mereka mengaku menginap di Kaur sehingga sedikit mengirit biaya pengeluaran.
“Harapan kami kita ada perbedaan lah hari biasa dengan libur hari-hari besar. Apalagi tidak menyediakan wahana hiburan yang dapat dinikmati,” sesal Sapri.
Pengunjung lainnya, Mansri (42), warga BS yang berlibur di Pantai Laguna bersama anak dan istrinya, dikenai biaya Rp 50 ribu ditambah parkir Rp 4000. "Mahal sekali, untuk mandi dan menikmati pemandangan. Kecuali ada wahana bermain, okelah kalau mahal. Ini hanya tempat duduk, kalau mau naik tempat foto-foto, bayar lagi,” ujarnya.
BACA JUGA:Kasus PMK Makin Tinggi, Wajib Desinfeksi Kandang Ternak
Merespon keluhan pengunjung, Plt Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kaur Ir Yasman mengaku tariff masuk objek wisata Pantai Laguna ditetapkan oleh BUMDes. Ia mengaku akan mencoba berkomunikasi dengan pihak BUMDes yang mengelola Pantai Laguna agar tidak menetapkan tarif yang begitu mahal.
"Nanti akan kami panggil pengelolanya agar mempertimbangkan besaran tarif masuk. Terutama untuk hari-hari biasa,” imbuhnya.
Pantauan Rasel di Pantai Laguna, dengan tarif masuk yang dinilai kemahalan, membuat tingkat kunjungan berkurang dibanding sebelumnya. Petugas yang menjaga pintu masuk sama sekali tidak memberi kelonggaran dan menetapkan tarif Rp 10 ribu per orang. (jul)
Sumber: bupati kaur