Petani Sawit “Purik”, Pabrik TBS di Bengkulu Selatan Tak Operasi
LENGANG: Kondisi di PT SBS tampak lengang, tidak terlihat antrean kendaraan yang menjual TBS sawit-Sugio Aza Putra-Sugio Aza Putra
RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit membuat petani di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) “purik” (ngambek) dan memilih menunda panen. Akibatnya pabrik kelapa sawit di BS kesulitan mendapat bahan baku untuk produksi CPO. Pabrik pun terpaksa menghentikan aktivitas produksi.
Pantuan Rasel di dua pabrik kelapa sawit, PT. SBS di Kecamatan Pino Raya dan PT. BSL di Kecamatan Kedurang, kemarin (13/7) tidak terlihat antrean kendaraan kendaraan pengangkut TBS kelapa sawit. Pemandangan itu sangat berbanding terbalik pada situasi sekitar sebulan lalu, dimana ratusan kendaraan pengangkut TBS sawit antre berhari-hari di pabrik.
Humas PT. BSL, Idius Safari, SH membenarkan, suplai TBS sawit menurun drastis. Biasanya dalam sehari produksi bisa 600 ton, namun sudah sejak sekitar seminggu ini produksi hanya maksimal 200 ton. Bahkan dua hari terakhir, tidak ada TBS sawit yang dijual ke PT. BSL. Akibatnya pabrik terpaksa libur produksi. Karyawan hanya melakukan kegiatan bersih-bersih disekitar areal pabrik.
“Suplai TBS sawit turun drastis. Ini mungkin karena petani tunda panen akibat harga rendah. Kemarin (Selasa, 12/7) dan hari ini (kemarin) malah tidak ada sama sekali buah yang masuk, jadi pabrik libur dulu untuk produksi, karena tidak ada bahan baku,” ujar Idius.
Hal serupa terjadi di PT SBS, sudah hampir sepekan suplai buah ke pabrik turun drastis. Jika biasanya mencapai ratusan ton, namun sejak beberapa hari terakhir hanya maksimal 20 ton TBS sawit masuk ke pabrik. “Memang buah sedang sepi, turun drastis dari biasanya,” ujar Dendi, salah seorang pemegang DO di PT SBS.
Ditengah turunnya suplai TBS sawit dari petani, harga TBS sawit beranjak naik. Kemarin harga di PT BSL Rp930 per kg, sedangkan di PT SBS Rp970 per kg. Naiknya harga beli TBS sawit karena suplai TBS sawit turun dan juga harga CPO di pasar dunia juga mulai bergerak naik. (yoh)
Sumber: