Luasnya Hanya Setengah Lapangan Sepak Bola, Pulau Migingo Tetap Diperebutkan 2 Negara, Ini Alasannya

Luasnya Hanya Setengah Lapangan Sepak Bola, Pulau Migingo Tetap Diperebutkan 2 Negara, Ini Alasannya

Pulau Migingo -istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Migingo adalah sebuah pulau kecil berbatu dengan luas hanya 2000 meter persegi, setara dengan setengah lapangan sepak bola.

Dari kejauhan, pulau ini tampak seperti tumpukan sampah yang mengapung di tengah Danau Victoria, danau terbesar di Afrika.

Pulau ini dipenuhi gubuk-gubuk sesak yang terbuat dari kardus dan kayu, di mana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan dan pedagang ikan dalam kondisi yang sangat padat.

BACA JUGA:Meski Milik Australia, Pulau Ini Ternyata Dihuni Orang Keturunan Indonesia Melayu Campuran Jawa

Meskipun ukurannya kecil, Pulau Migingo memiliki fasilitas seperti empat bar, salon rambut, apotek, kasino, dan bahkan empat rumah bordil.

Pulau ini menjadi salah satu penghasil ikan terbaik di Afrika, dengan hasil tangkapannya diekspor langsung ke Eropa. Setiap pagi, lebih dari 100 perahu membawa hasil tangkapan mereka ke pulau ini untuk ditimbang dan dijual.

Perusahaan pengolahan ikan kemudian membeli apa yang mereka butuhkan dan mengangkut ikan-ikan tersebut ke daratan Kenya.

Perairan di sekitar Pulau Migingo kaya akan ikan kakap putih, salah satu ikan yang banyak dikonsumsi di Afrika. Kekayaan sumber daya ikan ini membuat Pulau Migingo menjadi rebutan antara dua negara di Afrika, yaitu Kenya dan Uganda.

BACA JUGA:Meski Terpencil, Pulau di Tengah Samudera Ini Dihuni Ribuan Manusia, Tawarkan Pemandangan Memukau

Kedua negara ini bersikukuh untuk memiliki Pulau Migingo, meskipun terdapat pulau yang jauh lebih besar di sebelah timur Migingo, sekitar 200 meter jauhnya, yang tidak berpenghuni dan tidak diperebutkan oleh kedua negara tersebut.

Dua nelayan Kenya mengklaim bahwa mereka adalah penghuni pertama pulau ini ketika menetap di sana pada tahun 1991. Saat itu, Pulau Migingo masih ditutupi rumput liar dan dihuni oleh banyak burung serta ular.

Di sisi lain, seorang nelayan asal Uganda mengklaim bahwa dialah yang pertama kali menetap di Migingo pada tahun 2004, saat ia menemukan sebuah rumah kosong di pulau tersebut.

Sejak itu, nelayan dari Kenya, Uganda, dan Tanzania mulai berdatangan ke pulau ini karena kedekatannya dengan daerah penangkapan ikan kakap putih yang melimpah.

BACA JUGA:Tanpa Pantai, Objek Wisata di Pulau Bali ini Justru Jadi Favorit Wisatawan Seluruh Dunia

Pada tahun 2009, orang Kenya mengklaim bahwa ikan kakap putih adalah milik mereka karena ikan tersebut tidak berkembang biak di Uganda.

Meskipun tengah diperebutkan, penduduk Migingo tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Sensus yang pernah dilakukan oleh Kenya melaporkan bahwa terdapat sekitar 131 orang yang tinggal di pulau ini, dan jumlah ini diperkirakan telah bertambah hingga mencapai 500 orang.

Karena statusnya yang diperebutkan, kedua negara sepakat untuk membagi wilayah pulau ini. Akibatnya, orang-orang Kenya dan Uganda harus berbagi ruang di Pulau Migingo yang sangat kecil ini.

BACA JUGA:Bukan Hanya Bali, Bengkulu Juga Memiliki Panorama Alam Bawa Laut Yang Memukau, Pulau Enggano Namanya

Meskipun sudah ada kesepakatan untuk berbagi ruang, konflik-konflik kecil masih terus terjadi antara kedua negara. (and)

Sumber: