Mengapa Harga Emas Lebih Mahal Dibanding Tembaga, Baja, Aluminium? Berikut Sejarah dan Alasannya
Alasan mengapa harga emas lebih mahal --freepik.com
RASELNEWS.COM - Harga emas beberapa pekan terakhir bikin galau. Bahkan, beberapa hari yang lalu, Harga emas baru saja mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 2.203 USD per troy ounce atau sekitar Rp1.240.000 per gram.
Logam satu ini terus mengalami penaikan siginikan dibandingkan logam sepeerti tembaha, baja, dan aluminum serta lain.
Pertanyaannya, mengapa harga emas bisa mahal?
Tidak terasa memang harga emas sudah tembus Rp1 juta lagi. Padahal belum sampai 5 tahun yang lalu atau 2009 harganya cuma di level Rp600 ribuan.
BACA JUGA:5 Tempat Rekomendasi Jual Emas Antam dengan Harga Beli Tinggi, Bikin Anda Tersenyum
BACA JUGA:Mau Jual Beli Emas Saat Harga Naik? Ketahui Dulu 3 Hal Ini, Nomor 3 Wajib Dipahami
Diketahui, emas adalah logam mulia yang sangat bernilai. Harganya jauh lebih mahal daripada logam lain dan sudah digunakan sebagai mata uang global oleh hampir semua kerajaan kuno di dunia.
Tapi, mengapa emas ini bernilai tinggi? Apa yang membuat logam ini istimewa? Padahal, jika bicara manfaat, banyak logam lain yang lebih sering dipakai dalam industri.
Mengapa Harga Emas Lebih Mahal Dibanding Tembaga, Baja, Aluminium? Berikut Sejarah dan Alasannya--freepik.com
Misalnya baja untuk konstruksi bangunan, aluminium untuk pembuatan alat transportasi dan pembungkus makanan, serta tembaga yang penting untuk elektronik dan industri semikonduktor.
Lantas apa yang membuat emas berharga, padahal jarang dipakai untuk bahan industri yang punya nilai ekonomi langsung terhadap pembangunan?
Secara fungsi, emas memang cocok sebagai perhiasan karena warnanya berkilau dan mudah dibentuk. Tapi, apa yang membuat emas begitu spesial sampai menjadi logam yang paling banyak diburu dan mengapa emas dijadikan alat tukar perdagangan secara global selama ribuan tahun?
BACA JUGA:Selain Emas ANTAM, Ada 4 Pilihan Investasi Aman dan Menguntungkan
BACA JUGA:Tanaman Ini Disebut Serat Emas, Bentuknya Halus dan Berkilau, Harganya Miliaran Dolar, Anda Punya?
Di masa lampau manusia kesulitan menemukan medium yang ideal untuk dijadikan mata uang perdagangan. Di masa itu, industri perbankan belum ada, bank sentral yang mencetak uang dan mengawasi peredaran uang juga belum terbentuk, bahkan mesin cetak kertas belum ada.
Manusia berusaha mencari medium alat tukar yang ideal dari sumber-sumber yang tersedia di alam.
Awalnya, peradaban dulu menjadikan komoditas makanan pokok sebagai alat tukar, seperti gandum di Sumeria, hewan ternak seperti sapi, dan juga garam yang bisa dipakai untuk bahan pengawet makanan.
Sumber: