BPS: Ayam Goreng dan Bakso Penyebab Inflasi di Bengkulu! Kok Bisa?
Penyebab Inflasi di Bengkulu -andri irawan-raselnews.com
BENGKULU, RASELNEWS.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu merilis data inflasi pada Desember 2024.
Salah satu penyumbang terbesar inflasi ternyata berasal dari makanan seperti ayam goreng dan bakso, yang menjadi pemicu utama kenaikan inflasi di daerah ini.
BACA JUGA:BPS Sebut Tingkat Pengangguran di 5 Provinsi Ini Tertinggi di Indonesia 2024, Apa Saja?
Kelompok penyediaan makanan, minuman, dan restoran tercatat menyumbang inflasi sebesar 0,26 persen secara tahunan (Year on Year/Yoy).
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal menjelaskan, nasi dengan lauk menyumbang inflasi sebesar 0,09 persen, sementara ayam goreng dan bakso siap santap masing-masing memberikan andil sebesar 0,04 persen.
BACA JUGA:Wow, Paket Standar Saja 50 Mbps, Begini Cara Daftar Paket dan Harga Starlink, Internet Tercepat di Bumi
"Pada Desember 2024, inflasi year-on-year mencapai 0,84 persen," kata Win Rizal, Kamis (2/1).
Selain sektor makanan dan minuman, kelompok lainnya yang turut menyumbang inflasi adalah:
1. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan kontribusi 0,11 persen, terutama dari kenaikan harga kontrak rumah sebesar 0,09 persen.
BACA JUGA:10 Kota dengan Tingkat Kriminalitas Tertinggi di Indonesia Versi BPS
2. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya dengan kontribusi terbesar sebesar 0,31 persen, didominasi oleh kenaikan harga emas perhiasan sebesar 0,20 persen.
Meski inflasi di Bengkulu berada di bawah angka nasional, Win Rizal menilai kondisi ini masih cukup terkendali.
"Harapannya, inflasi di tahun 2025 tetap bisa dijaga agar stabil," ujarnya.
BACA JUGA:Versi BPS, Indonesia Kehilangan 2,35 Juta Unit Usaha Pertanian
Menurutnya, beberapa faktor memengaruhi inflasi Desember, seperti cuaca buruk yang mengurangi pasokan.
Hal ini menyebabkan kenaikan harga komoditas hortikultura seperti cabai merah, bawang merah, cabai rawit, dan cabai hijau.
Selain itu, harga minyak goreng naik akibat bahan baku minyak kelapa sawit (CPO) yang mahal.
BACA JUGA:BPS: Jumlah Pengangguran di Provinsi Bengkulu Terkecil di Sumatera, Kota Penyumbang Terbanyak
Faktor lain termasuk penurunan produksi kopi dan karet akibat cuaca, serta meningkatnya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru yang memicu kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras.
Sebaliknya, musim panen di beberapa wilayah menyebabkan penurunan harga buah-buahan seperti salak dan buah naga.
"Permintaan yang meningkat pada akhir tahun menjadi salah satu penyebab utama inflasi, terutama untuk komoditas pangan," imbuhnya. (**)
Sumber: