BACA JUGA:Kotoran Sapi Bisa Hasilkan Uang? Bisa!!! Nih Buktinya
BACA JUGA:Sadis...2 Warga Seluma Dikeroyok Oknum Aparat Hingga Pingsan
"Kami keberatan dengan kalimat petugas PT. FBA. Karena hal itu termasuk kekerasan seksual secara lisan," ujar Iyon.
Iyon mengaku masyarakat Desa Pasar Seluma tetap satu tekad menolak keberadaan perusahaan tambang pasir besi di wilayah mereka.
“Kami tetap menolak keberadaan perusahaan tambang sampai kapanpun. Karena mereka mengancam keberlangsungan Desa Pasar Seluma," tuntas Iyon.
BACA JUGA:KPU dan Bawaslu Siapkan Santunan Badan Adhoc Pemilu 2024, Luka Sedang Saja Dapat Bantuan
BACA JUGA: Bertransformasi Jadi Bank Digital, RUPS Bank Mayora Perkenalkan Manajemen Baru
Diketahui, protes keberadaan tambang pasir besi PT FBA di Seluma sudah lama dikeluhkan masyarakat.
Bahkan masalah ini sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.
Aktivitas tambang pasir mengancam nelayan serta mata pencarian masyarakat.
BACA JUGA:Warga di Bengkulu Portal Jembatan, Kendaraan Berat Dilarang Lewat, Ini Sebabnya
BACA JUGA:Ini 9 Penyebab PPK, PPS, KPPS dan Pantarlih Pemilu 2024 Diberhentikan
Selain itu, juga keberadaan tambang pasir besi mengancam wilayah Desa Pasar Seluma serta desa lainnya yang ada di pesisir pantai saat ini.
Bukan hanya PT FBA, para emak-emak juga pernah mendatangi Kantor Bupati Seluma dengan tuntutan aktivitas tambang pasir besi yang dikelola PT FBA dihentikan.
Bahkan pada akhir Desember 2021, tambang ini dikuasai warga yang didominasi kaum emak-emak dengan cara mendirikan tenda dan bermalam di lokasi.
BACA JUGA:Potensi Sawit di Bengkulu Besar, Desa Bisa Bangun Pabrik CPO Mini, Bupati: Seperti ini Caranya