Dampak Kemarau Disertai El Nino di Bengkulu, Sawah Kekeringan, Sawit Ngetrek, Ini Penjelasan BMKG

Selasa 29-08-2023,21:05 WIB
Reporter : Sahri Senadi
Editor : Sahri Senadi

BENGKULU, RASELNEWS.COM - Dampak kemarau disertai fenomena El Nino di Bengkulu kian meluas. Belasan hektar sawah yang sudah ditanami padi kekeringan.

Ratusan hektar sawah tidak bisa digarap karena kekurangan pasokan air.

Kemudian tanaman perkebunan kelapa sawit ngetrek (tidak berbuah). Kondisi ini diperparah dengan kekhawatiran terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah).

BACA JUGA:Usia 40 Tahun Jangan Terlena! Segera Lakukan Ini Agar Keuangan Tetap Lancar Hingga Hari Tua

BACA JUGA:Mitos atau Fakta? Berikut 10 Larangan Ibu Hamil dalam Kepercayaan Jawa dan Risiko Bila Dilanggar

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu memprediksi puncak kemarau di Bengkulu akan terjadi pada bulan September bahkan bisa saja terjadi pada bulan Oktober.

Musim kemarau disertai fenomena El Nino ini menyebabkan kelembaban suhu udara semakin berkurang.

Suhu panas permukaan air laut akibat fenomena el nino yang ditiup oleh angin muson ke daratan membuat suhu udara di daratan semakin kering.

BACA JUGA:Hasil Penelitian, Emak Emak Rentan Termakan Rayuan Serangan Fajar, KPK: Tolak Politik Uang 2024

BACA JUGA:BMKG Sebut 7 Kota di Indonesia Berpotensi Mengalami Suhu Ekstrem Parah Dampak El Nino

Kemarau disertai fenomena el nino ini bisa saja memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah), hhususnya di lahan gambut.

Sepanjang bulan Agustus ini, BMKG mencatat ada dua titik panas atau hotspot yang terpantau berada di wilayah Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur.

BMKG juga menyebut musim kemarau kali ini merupakan yang terkering sejak tiga tahun terakhir.

BACA JUGA:10 Mantan Napi Jadi Caleg DPRD Bengkulu Selatan, 4 Tersandung Kasus Korupsi, Ini Daftarnya

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Bandit Beraksi, Kerbau Betina Milik Warga Pino Raya Disembelih

Sedangkan potensi kebakaran lahan yang perlu di waspadai di Bengkulu meliputi kawasan pesisir Bengkulu yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur dan Pulau Enggano.

Kekhawatiran kebakaran hutan dan lahan akibat kemarau disertai fenomena El Nino Saat ini mendapat perhatian semua pihak.

BACA JUGA:6 Daerah Di Aceh Warganya Memiliki Umur Paling Panjang, Diangka Rata-rata 70 an Tahun

BACA JUGA:Berkunjung Ke Seluma, Tim KPK Singgung Kasus Gratifikasi Perda Multy Years, Ana Despita: Jangan terulang lagi!

Termasuk Polda Bengkulu, yang fokus meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran hutan.

Wakapolda Bengkulu, Brigjen Pol Agus Salim menyarankan agar secepatnya ditentukan leading sektor yang bisa mengumpulkan para Kepala Daerah, perusahaan - perusahaan dan masyarakat.

"Tujuannya untuk kita berikan sosialisasi terkait Karhutla dan bagaimana cara mengantisipasinya," kata Wakapolda, disela - sela rakor terkait kahutla, Selasa (29/8).

BACA JUGA:Lima Shio Memiliki Kepala Batu dan Suka Buang-buang Waktu, Diprediksi Sulit Sukses

BACA JUGA:Peluang Bisnis di Bengkulu yang Bisa Ditiru, Modalnya Kecil, Bukan Menanam Sawit, Ini Jenis Tanamannya

Wakapolda menyebut, potensi titik panas dan kebakaran lahan di Bengkulu terus dipantau menggunakan satelit, radar hingga data observasi.

"Peningkatan hotspot juga dipengaruhi kondisi dinamika atmosfir terutama topografi di Bengkulu," ujarnya.

Sementara itu Irwasda Polda Bengkulu, Kombes Pol Asep Teddy Nurrasyah mengatakan, yang paling utama harus diantisipasi adalah pembakaran lahan gambut oleh petani untuk dijadikan lahan perkebunan.

BACA JUGA:Masukan Kodenya! Ini Dia Jawaban Kode Voucher Badai Shopee Selasa 29 Agustus 2023, Dapatkan Diskon 100 Persen

BACA JUGA:Ladang Emas di Bengkulu, 31 Ribu Hektar Lahan Simpan Ribuan Ton Biji Emas, Ini Buktinya

Karena banyak kasus, ketika sudah dibakar petani begitu saja sehingga kebakaran meluas.

"Terkait lahan gambut biasanya api diatas nya sudah padam tetapi api yang berada di bawah lahan gambut itu masih menyala. Kita harus meningkatkan himbauan dan informasi kepada masyarakat terkait Karhutla terutama di daerah rawan Karhutla," pungkas Irwasda. (red)

Kategori :