Warga Gunung Tiga Kesulitan Air Bersih, Berharap Pemerintah Carikan Solusi

Warga Gunung Tiga Kesulitan Air Bersih, Berharap Pemerintah Carikan Solusi

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN – Mayarakat Gunung Tiga RT 07, serta warga RT 08 dan RT 10 Kelurahan Gunung Ayu Kecamatan Kota Manna kesulitan air bersih. Kondisi ini sudah berlangsung lama, lantaran sumur milik warga dengan kedalaman rata rata 12 meter tidak berair.

Kalaupun ada yang berair, tidak tahan lama. Terjadi panas dua atau tiga minggu saja sumur sudah kekeringan. Sementara jaringan air bersih melalui perpipaan PDAM Tirta Manna juga belum bisa menjadi solusi. Air tidak bisa mengalir. Saat kran dibuka hanya angin yang keluar.

Agar bisa mendapatkan air bersih, warga terpaksa mengambil air di sumur yang berada di perkebunan kelapa sawit yang berada di belakang pemukiman. Saat musim panas seperti sekarang ini, sumur itu selalu ramai.

Mulai dari pagi pagi sekali (selesai subuh) sampai menjelang tengah hari masih ada saja warga yang datang mengambil air, mandi dan mencuci pakaian di sumur itu.

Ketua RT O7 Kelurahan Gunung Ayu, Marhan Sawadi mengaku sudah berulangkali menyampaikan keluhan ini kepada pihak pemerintah dengan harapan bisa memberikan solusi. Mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten dank e pihak PDAM Tirta Manna. Tapi kenyataannya hingga saat ini belum juga ada solusi.

“Saya sudah sampaikan keluhan ini kepada gubernur, bupati, wakil bupati dan pihak PDAM Tirta Manna. Tapi belum juga ada tindaklanjutnya. Saat saya tanya lagi jawaban mereka sabar dulu,” kata Marhan.

Menurut Marhan Sawadi yang juga politisi Golkar ini, jika pemerintah ingin memberikan solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih di wilayah yang dipimpinnya itu, bukanlah perkara yang sulit. Bisa melalui upaya bantuan pembangunan sumur bor. Atau bisa juga memanajemen air dari PDAM Tirta Manna agar mengalir ke daerah Gunung Tiga.

“Menurut saya tinggal kemauan itulah, kalau pemerintah mau ya… bukan perkara sulit mengatasi keluhan ini,” beber Marhan.

Dia menambahkan, bagi masyarakat yang mampu, selama ini mereka membeli air dari PDAM Tirta Manna menggunakan tanki. Tapi bagi masyarakat yang tidak mampu, terpaksa mereka mencari sumber air bersih yang tersedia di alam.

Satu tanki air bersih itu bisa bertahan satu hingga satu setengah minggu. Harga satu tanki itu Rp 150 ribu, jika satu bulan masyarakat harus membeli tiga atau empat kali air bersih, maka biaya pembelian air yang mereka keluarkan lebih besar dari biaya membeli beras untuk jatah satu bulan. “Jadi air ini bukan persoalan enteng. Ini termasuk kebutuhan sangat mendasar,” tegas Marhan.

Warga RT 07 Kelurahan Padang Kapuk, Wiwin Sutian mengaku, di rumah orang tuanya memang ada sumur gali. Kedalaman sekitar 12 meter. Tapi air sumur itu tidak banyak, saat terjadi panas satu minggu saja sumur sudah kering. Saat sumur sudah kering, untuk mendapatkan air bersih Wiwin terpaksa mendatangi sumur yang ada di kebun kelapa sawit milik warga. Selain mandi dan mencuci pakaian, dia juga mengangkut air untuk kebutuhan memasak.

“Habis subuh itu saya sudah turun mengangkut air. Setelah selesai mengangkut air saya mengajak anak istri untuk mandi dan mencuci pakaian ke sumur itu. Kondisi ini bukan kami saja yang alami, puluhan warga lainnya sama seperti kami,” kata Wiwin.

Dia mengaku terpaksa mengangkut air pagi pagi sekali, karena siang ahri mau berangkat ke kebun. Sedangkan istrinya juga harus berangkat kerja pagi.

“Mungkin orang masih tidur pulas, sedangkan kami sudah berjibaku mencari air. Jadi saya sangat memohon kepada para pemimpin kami baik yang duduk di legeslatif maupun di eksekutuf untuk membantu kami mengatasi keluhan kesulitan air bersih ini,” tutup Wiwin. (stb)

Sumber: