Ini Waktu yang Tepat Membasmi Hama Tikus

Ini Waktu yang Tepat Membasmi Hama Tikus

Penyuluh dan Tim brigade proteksi pertanian Dinas Pertanian Bengkulu Selatan mengendalikan hama tikus dengan cara gropyokan di Desa Muara Pulutan, Seginim-istimewa/andri irawan-raselnews.com

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN – Tikus menjadi salah satu hama yang menjadi musuh petani di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS). Selain bisa menurunkan produksi padi, tak jarang petani di BS harus gigit jari lantaran gagal panen. 

Artinya, tikus merupakan salah satu hama penyebab kerusakan yang menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi petani karena tikus dapat menyerang seluruh fase pertumbuhan tanaman padi, bahkan pada fase penyimpanan. 

Kerusakan terparah terjadi pada fase generatif, karena tanaman padi sudah tidak mampu lagi membentuk anakan baru. Pada umumnya tikus menyerang pada malam hari sedangkan pada siang hari tikus bersembunyi, pada periode bera, sebagian besar tikus bermigrasi dan kembali lagi menjelang fase generatif.

“Di Bengkulu Selatan ini, daerah yang dinyatakan endemic tikus salah satu Kecamatan Seginim. Jadi harus diwaspadai. Pencegahan sejak awal, segera dilakukan,” Kabid TPH Distan BS, Ikat Aliman SP melalui Kasi Perbenihan dan Perlindungan Bidang TPH, Pedi Sumantri SP MP.

Pedi menegaskan, pencegahan dengan cara gropoyokan merupakan langkah yang tepat. Hanya saja, gropyokan atau berburu tikus secara massal ini baiknya sebelum masa tanam benih atau saat masih dalam proses pengolahan tanah. “Kalau sudah tanam benih, tentu tidak leluasa. Justru akan merusak benih atau padi yang sudah tumbuh,” jelas Pedi.

Gropoyokan salah satu telah dilakukan di Desa Muara Pulutan Kecamatan Seginim. Tim Brigade Distan BS bersama petani dan pihak terkait lainnya menggelar ketika petani masih proses persiapan lahan. “Dalam gropoyokan, kita menggunakan metode pengapasan, pengumpanan racun, bahkan menangkap langsung dengan cara mencari lubang-lubang tikus,” pungkas Pedi. 

Selain terjun langsung ke lapangan, Distan BS juga memberikan racun tikus kepada petani. Mereka berharap, gerakan ini bisa dilakukan petani lain agar hama tikus dapat dikendalikan. “Kalau tidak dikendalikan sejak dini, bisa gagal panen. Apalagi per tahun, sepasang tikus bisa menghasilkan ratusan anak dalam setahun,” sebut Pedi. (and) 

 

Sumber: