BBM Mahal, Tukang Ojek di Bengkulu Selatan Mengeluh

BBM Mahal, Tukang Ojek di Bengkulu Selatan Mengeluh

PANGKALAN: Para tukang ojek Pasar Ampera Manna menunggu penumpang-Rezan Oktawesa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi beberapa waktu lalu, ternyata berdampak besar terhadap penghasilan para tukang ojek di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Para tukang ojek mengeluh lantaran penghasilan yang didapat sangat minim lantaran banyak terkuras untuk beli BBM. Sedangkan tarif ongkos tidak naik.

Yurman (52) salah seorang tukang ojek di Pasar Ampera Manna mengaku, sejak kenaikan harga BBM, dirinya hanya dapat meraih keuntungan sebesar Rp 20 ribu – Rp 25 ribu saja per hari. Padahal, sebelumnya keuntungan yang ia dapat bisa mencapai Rp 40 ribu bahkan lebih.

Iapun tidak berani merubah tarif angkutan ojek, ini lantaran takut para pelanggan hilang atau lari ke tukang ojek lain.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Ajukan Penambahan Kuota BBM Bersubsidi

“Serba sulit sekarang ini, mana angkutan sepi ditambah lagi BBM naik. Paling sehari itu hanya dapat dua sampai tiga penumpang saja. Itupun ngojeknya dekat-dekat sinilah,” aku Yurman kepada Raselnews.com.

Yurman mengaku telah menekuni profesi sebagai tukang ojek selama 15 tahun. Namun dua tahun ini penghasilannya turun drastis.

Ini karena beberapa waktu lalu terjadinya pandemi covid-19, sehingga warga banyak yang mengurangi aktifitas di luar rumah.

“Dulu langganan saya banyak anak sekolah dan para pedagang. Tapi sekarang tidak lagi sejak pandemi merebak beberapa waktu lalu. Saat ini hanya mengandalkan pelanggan yang sebagian besar adalah warga seputaran Kecamatan Pasar Manna,” bebernya.

BACA JUGA:Keluarkan Surat Rekomendasi Pembelian BBM Khusus Petani

Meski demikian, Yurman mengaku tetap semangat menekui pekerjaannya itu. Bagi Yurman, profesi tukang ojek adalah pekerjaan yang mulia dan halal.

Senada diungkapkan Anggi (31) tukang ojek lainnya, penghasilan yang ia dapat juga menurun drastis imbas kenaikan harga BBM. Bahkan, Anggi mengurangi rute angkut untuk menekan biaya operasional.

“Dulu saya sering mangkal dekat simpang tiga Kelurahan Gunung Ayu, karena di situ banyak potensi penumpang dari Kota Manna ke arah Kecamatan Pino dan Kecamatan Ulu Manna. Tapi sekarang tidak lagi, saya lebih pilih mangkal di Pasar Ampera saja,” katanya.

BACA JUGA:Nelayan Mau BBM Subsidi? Segera Daftar di Program KUSUKA

Per hari Anggi bisa mendapatkan keuntungan bersih hingga Rp 50 ribu – Rp 60 ribu. Ini semua karena Anggi sudah ada pelanggan tetap yang kerap berbelanja di Pasar Ampera.

“Tapi kalau mau dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, jelas penghasilan ini turun drastis. Kalau dulu kami kerap dapat orderan antar barang pesanan, namun sekarang tidak lagi,” pungkasnya. (rzn)

Sumber: driver ojek