Petani Tersenyum, Harga Sawit di Bengkulu Naik Rp150 Perkilogram, Harga CPO?

Petani Tersenyum, Harga Sawit di Bengkulu Naik Rp150 Perkilogram, Harga CPO?

Aktivitas panen kelapa sawit -istimewa-Istimewa

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Awal tahun 2023 menjadi momen bahagia bagi petani kelapa sawit di Bengkulu, khususnya di daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.

Bagaimana tidak, sejak beberapa hari terakhir harga sawit di Bengkulu naik Rp150 perkilogram, pengepul mengambil sawit dari petani dengan harga Rp 2.150 perkilogram.

BACA JUGA:Semifinal Piala AFF Indonesia vs Vietnam Sore Ini, Berikut Susunan Pemain dan Link Live Streaming Gratis

Kenaikan harga sawit di Bengkulu ini tentu berdampak baik bagi pendapatan petani sawit. Terlebih pada kondisi saat ini kebun kelapa sawit sedang kurang berbuat atau memasuki masa ngetrek.  

Harga sawit naik Rp150 perkilogram untuk buah super, kalau buah biasa atau kelas buah pasir harganya masih stagnan di Rp 2000 perkilonya,” kata Herian Jono (52) petani sawit Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA:Puluhan Ribu Ton Pupuk Subsidi Masuk Bengkulu, Untuk Siapa???

Dikatakan Herian, kenaikan harga kelapa sawit kali ini cukup tinggi jika dibandingkan periode akhir tahun 2022 lalu. Dimana, harga sawit super hanya naik sekitar Rp 50-Rp 80 per kilogramnya.

“Tapi ini khusus harga antar ke RAM pengepul sawit. Kalau mereka (pengepul) yang jemput, harganya selisih sekitar Rp20,” jelasnya.

BACA JUGA:1 Ton Ikan Digondol Maling, Warga Tanggo Raso Rugi Puluhan Juta

Sementara itu, Sutikno (40) Pemilik RAM Sawit Barry Desa Talang Padang Kecamatan Pino Raya membenarkan kenaikan harga TBS tersebut.

Harga sawit mulai merangkak naik dikarenakan harga beli di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) juga mengalami peningkatan.

BACA JUGA:75 Pasangan di Seluma Nikah Massal, Kakan Kemenag Seluma: Akad di Pengadilan Agama

Tak hanya itu, kenaikan harga sawit juga dipengaruhi faktor hasil panen petani nyusut akibat musim buah ngetrek.

“Harga TBS sekarang mulai stabil meski pasokan buah berkurang. Namun, dampaknya ke kami sebagai pengepul minimnya TBS juga mempermudah penimbangan di pabrik lantaran antre truk TBS sepi,” jelasnya.

Sumber: petani sawit