Kasus LSD di Bengkulu Bertambah, Masyarakat Disarankan Ganti Pola Beternak
Kondisi Sapi yang terkena virus LSD-istimewa-raselnews.com
BENGKULU, RASELNEWS.COM - Kasus lumpai skin disease (LSD) di Provinsi Bengkulu terus bertambah.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinakeswan) Provinsi Bengkulu telah mengusulkan vaksin LSD ke Pemerintah Pusat untuk pencegahan penularan lebih luas. Namun usulan pengiriman vaksin itu belum dipenuhi.
"Kami masih menunggu pengiriman vaksin tersebut dan sampai saat ini belum dipenuhi," kata Kepala Dinakeswan Provinsi Bengkulu, Muhammad Syarkawi.
BACA JUGA:Simpan 2 Paket Sabu, Mahasiswa Kaur Ditangkap Polisi
BACA JUGA:Partai Gelora Bengkulu Selatan Siap Hadapi Pemilu 2024, Pengurus yang Mundur 6 Orang Sudah Diganti
Syarkawi mengatakan, saat ini ada puluhan hewan ternak yang positif LSD di Kabupaen Mukomuko.
Meskipun belum berdampak pada kematian hewan ternak, namun penyakit ini harus diwaspadai. Tampilan hewan yang terpapar tersebut seperti cacar dan mengerikan membuat peternak khawatir.
Selain itu, penularannya sangat cepat dan tahapan penyembuhannya cukup lama yakni sekitar 6 bulan.
"Masa inkubasinya lumayan lama, sekitar dua minggu. Kadang - kadang teman - teman di lapangan terkendala pengobatan karena lama baru terdeteksi," kata Syarkawi.
BACA JUGA:Penusukan Mantan Pejabat Bengkulu Selatan Diduga Bermotif Asmara, Nih Kronologinya
BACA JUGA:Polda Pasang Kamera Etle di Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung
Untuk mencegah penularanya di Bengkulu, pihaknya telah kembali memperketat jalur hewan ternak di wilayah perbatasan seperti di Kabupaten Kaur, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Mukomuko.
"Hewan ternak dari Mukomuko juga dilarang keluar daerah," pungkasnya.
Ciri ciri hewan terkena LSD yaitu, kulit bentol bentol dan bernanah, terjadi pengurangan berat badan dengan cepat akibat kurang napsu makan.
Sumber: kepala dinakeswan provinsi bengkulu