Ingat, 20 Persen DD untuk Tangani Kemiskinan Ekstrem
KUNJUNGI: Bupati dan Wagub mengunjungi Desa Muara Tiga yang jadi locus kemiskinan ekstrem-istimewa/wawan suryadi-raselnews.com
BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) BENGKULU SELATAN, Herman Sunarya MH mengingatkan seluruh kepala desa agar menyiapkan anggaran 20 persen dari dana Desa (DD) untuk penanganan kemiskinan ekstrem.
Ini mengacu pada ketentaun fokus utama pemerintah daerah dalam penanganan kemiskinan ekstrim.
BACA JUGA:Temuan Kelebihan Bayar Dana Desa Belum Ditindaklanjuti Pemdes Nanti Agung
“Ada perubahan dalam kestrukturan penganggaran Dana Desa tahun 2023 ini minimal 10 persen dan maksimal 20 persen Dana Desa untuk penanganan kemiskinan ekstrem dan bantuan langsung tunai (BLT),” terang Herman Sunarya.
BACA JUGA:Desa Serdang Indah Kabupaten Kaur Jadi Fokus Pendampingan Pengelolaan Dana Desa, Ini Alasannya
Dikatakan Herman, tahun 2023 ini sesuai perubahan dalam penggunaan DD tersebut, maka pemerintah daerah bersama pemerintah desa akan memaksimalkan penyaluran Bantuan Langsung tunai (BLT) kepada masyarakat kategori msikin ekstrem.
“Yang jelas dalam program ini nanti salah satunya bentuk bantuan langsung tunai, ini salah satu fokus utama pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin,” terang Herman.
Diketahui Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, pada September 2017 hingga September 2022 kemiskinan Bengkulu menurun.
BACA JUGA:Alhamdulillah...Penerimaan Dana Desa Kaur Naik Rp3.7 Miliar
Tetapi, angka kemiskinan September 2020 sempat kembali meningkat menjadi 15,30 persen akibat pandemi Covid -19. Namun pada September 2022 dapat kembali ditekan menjadi 14,34 persen.
"Tahun 2023 ini, Bengkulu masuk dalam 10 Provinsi dengan penurunan presentasi angka kemiskinan sebesar 0,28 persen.
BACA JUGA:Pemerintah Desa Wajib Tahu, Ini Cara Mendapatkan Tambahan Dana Desa
Di mana angka penduduk miskin ekstrem mengalami penurunan pada tahun 2021 dari 74.840 menjadi 73.330 pada tahun 2022," kata Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah.
Berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) data prevalensi stunting Provinsi Bengkulu sebesar 22,1 persen, dan untuk data stunting tertinggi berada di Kabupaten Rejang Lebong yakni sebesar 26,0 persen dan terendah di Kabupaten Kaur sebesar 11,3 persen.
BACA JUGA:Babak Baru Pengusutan Dugaan Korupsi Dana Desa Batu Tugu
Dikatakan Rohidin, terdapat sejumlah kabupaten yang angka prevalensi stunting masih tinggi yakni Rejang Lebong 26,0 persen, Bengkulu Tengah 25,5, persen dan Seluma 24,7 persen.
"Kementerian keuangan menyampaikan akan ada dana insentif daerah, bagi Provinsi yang berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting.
BACA JUGA:Aduh...... ! BPD Laporkan Pengelolaan Dana Desa
Sumber: