Indonesia Pernah Surplus Pangan, Bantu Korban Kelaparan di Afrika 100 Ribu Ton Gabah, Bukti Pertanian Indonesi

Indonesia Pernah Surplus Pangan, Bantu Korban Kelaparan di Afrika 100 Ribu Ton Gabah, Bukti Pertanian Indonesi

Cadangan beras Indonesia-istimewa-raselnews.com

BACA JUGA:Rahasia Sawit Tak Ngetrek, Selalu Berbuah Lebat, Petani Yang Memiliki Nyali Silahkan Coba Langkah Ektrem Ini

Bantuan tersebut merupakan sumbangan dari kaum petani Indonesia sekaligus menegaskan bahwa negara-negara yang sedang membangun dapat meningkatkan kemampuannya sendiri.

Seiring perjalanan waktu, pertanian di Indonesia kembali meredup. Produksi beras Indonesia tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Diera tahun 1990 Indonesia kembali mengimpor beras. Bahkan, pada tahun 1995, ketergantungan terhadap impor beras melambung hingga mencapai angka 3 juta ton.

BACA JUGA:Oknum Polisi Satlantas Digerebek di Hotel Bersama Ibu Bhayangkari, Ini Kata Kapolres

BACA JUGA:Harga Racun Rumput Selangit? Petani Jangan Bingung, Seperti Ini Caranya, Rumput di Kebun Sawit Mati Semua

Situasi beranjak parah lantaran krisis ekonomi melanda Asia. Kemudian terjadi di Indonesia pada tahun 1997 dan 1998.

Data BPS dan Kementerian Pertanian kala itu menyebutkan, produksi beras nasional tahun 1998 hanya sekitar 33 juta ton, sedangkan konsumsinya mencapai lebih dari 36 juta ton.

Inilah yang menyebabkan pemerintah harus mengimpor lebih banyak beras dari luar negeri.

Pada 1999, berdasarkan data FAO, Kementerian Pertanian, dan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihimpun Astuti (2011), impor beras Indonesia nyaris menembus angka 5 juta ton.

BACA JUGA:Pupuk Mahal, Petani Sawit Jangan Bingung, Ini Cara Membuat Pupuk Organik Cair Nyaris Tanpa Modal

BACA JUGA:Kemarau, Petani di Bengkulu Selatan Dapat Bantuan 62,5 Ton Benih Padi, Mau Tanam di Mana?

Sementara menurut riset Simatupang dan Rusastra, rekor impor beras Indonesia tertinggi sepanjang zaman terjadi pada 1998 dengan jumlah sekitar 6 juta ton.

Perpaduan krisis ekonomi, pangan, juga politik, membuat Soeharto jatuh dari kursi kepresidenan.Kala itu perekonomian Indonesia benar benar terpuruk.

Kondisi mulai membaik kembali pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak 2004.

Sumber: dikutip dari berbagai sumber