Cham: Etnis Muslim di Vietnam dan Kamboja yang Tidak Shalat dan Puasa, Begini Sejarahnya

Cham: Etnis Muslim di Vietnam dan Kamboja yang Tidak Shalat dan Puasa, Begini Sejarahnya

Cham: Etnis Muslim di Vietnam dan Kamboja -istimewa-raselnews.com

RASELNEWS.COM - Kelompok etnis Cham adalah Muslim yang tinggal di Vietnam dan Kamboja. Di Kamboja, kehidupan mereka sangat erat dengan aliran Sungai Mekong yang menyediakan ikan untuk dimakan, air untuk diminum, dan tanah subur untuk bercocok tanam.

Sungai Mekong tidak hanya menjadi sumber kehidupan fisik, tetapi juga menghubungkan dunia nyata dengan dunia spiritual, tempat di mana mereka berhubungan dengan leluhur yang telah tiada.

BACA JUGA:Buah Unik! 9 Manfaat Buah Matoa untuk Kesehatan, Pria dan Wanita Dewasa Bakal Senang

Saat ini, terdapat sekitar 600.000 orang Cham di Kamboja yang tinggal di sepanjang Sungai Mekong dan menggantungkan hidup dari penangkapan ikan. Sungai ini juga menjadi sarana transportasi dan komunikasi antar komunitas mereka.

Etnis Cham berasal dari kelompok Melayu-Polinesia dan merupakan keturunan dari Kerajaan Champa, sebuah kerajaan maritim yang berkuasa di Indocina Tenggara dari abad ke-12 hingga abad ke-15.

Kerajaan Champa memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang kuat dengan India, memengaruhi agama, seni, arsitektur, dan budaya mereka.

BACA JUGA:Danau Kembar, Tempat Wisata Unik dan Sakral, Menyimpan Sejarah Panjang Peradaban Bali!

Namun, Kerajaan Champa akhirnya hancur setelah kalah dalam ekspansi Vietnam ke selatan. Saat ini, di Vietnam, etnis Cham diakui sebagai salah satu dari 54 kelompok etnis nasional. Bangunan batu bata kuno dan kuil Champa yang tersebar di sepanjang Vietnam menjadi bukti kejayaan mereka.

Suku Cham adalah pewaris tahta Kerajaan Champa yang megah, saksi bisu atas kejayaan dan keruntuhannya, serta penjaga warisan yang mendalam di tanah Indocina.

Sepanjang sejarahnya, Champa mengadopsi beberapa agama asing seperti Hindu, Buddha, dan Islam, yang menciptakan budaya dan tradisi unik.

BACA JUGA:Tempat Wisata Imperatif di Bedugul, Bali Tawarkan Pengalaman Unik, Ada Mini Zoo dan Playground

Pada masa keemasan Kerajaan Champa, Hindu dan Buddha Mahayana adalah dua agama utama yang dianut. Meskipun sekarang banyak yang memeluk Islam, Islam yang dianut oleh Cham di Vietnam tengah disebut Islam Bani, yang mencampurkan banyak kepercayaan dan ritual seperti sihir, pemujaan arwah, dan pendamaian jiwa.

Islam Bani adalah bentuk sinkretis Islam yang memadukan keyakinan asli Champa. Komunitas Muslim Bani di Vietnam, yang sebagian besar tinggal di Binh Thuan dan Ninh Thuan, memiliki tradisi dan keyakinan yang berbeda dari umat Islam pada umumnya.

Mereka tidak menjalankan salat dan puasa Ramadan seperti umat Islam lainnya. puasa Ramadan diwakili oleh imam atau orang tua yang dihormati. Mereka meyakini bahwa kewajiban agama dapat diwakilkan oleh orang lain.

BACA JUGA:Sang Legenda Sudah Kembali! Yamaha Mio Sporty Terbaru 2024 Miliki Pilihan Warna Lucu dan Unik

Umat Islam Bani tidak menyebut diri mereka sebagai Muslim, melainkan Muslim Bani, dan beberapa bahkan menolak istilah Muslim, hanya menyebut diri sebagai Bani.

Banyak intelektual Muslim menolak Bani sebagai sekte Islam karena praktik mereka yang berbeda dari arus utama Islam. Di masjid, pemuka agama Bani melakukan meditasi tanpa berbicara, makan, atau minum selama tiga hari, dan setelah itu melakukan dakwah selama 15 hari di bulan Ramadan, bukan 30 hari seperti biasanya.

Perbedaan praktik keagamaan Muslim Bani mungkin disebabkan oleh pengaruh ajaran Hindu dan Buddha atau karena proses Islamisasi yang tidak tuntas.

BACA JUGA:Maladewa Negara Makmur Di Tengah Laut, Dikelilingi Pantai Yang Indah, Cocok Untuk Tempat Berlibur

Sumber: