Per Hektar Hasilkan 14 Ton! Dinas Pertanian Sebut Produktivitas Sawit Bengkulu Selatan Masih Rendah

Per Hektar Hasilkan 14 Ton! Dinas Pertanian Sebut Produktivitas Sawit Bengkulu Selatan Masih Rendah

Petani sawit Bengkulu Selatan tengah memanen TBS-andri irawan-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Produktivitas perkebunan kelapa sawit di wilayah Kabupaten BENGKULU SELATAN masih terbilang rendah.

Berdasarkan pencatatan Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, rata-rata hasil setiap satu hektar kebun sawit di daerah tersebut hanya mampu menghasilkan 14 ton buah per tahunnya.

BACA JUGA:Harga TBS Sawit di Bengkulu Selatan Berbeda Jauh dengan Seluma. Ada Apa Ya?

Meskipun mayoritas petani di Bengkulu Selatan merupakan petani kelapa sawit, namun produktivitas bahan baku minyak goreng itu masih tergolong rendah.

Menurut pencatatan dan hasil survei dari Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, rata-rata produksi buah kelapa sawit per hektar hanya mencapai 14 ton per tahun.

Angka ini jauh di bawah standar ideal yang seharusnya yaitu 20 ton buah per hektar per tahun.

BACA JUGA:Kejari Ungkap Modus Dugaan Korupsi Proyek Replanting Kepala Sawit di Bengkulu Selatan

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Ahmad Sukirman menyebut, berbagai permasalahan yang menyebabkan rendahnya produksi sawit antara lain adalah penggunaan bibit yang tidak berkualitas baik serta perawatan dan pemupukan yang belum maksimal.

"Tingkat produksinya di rata-ratakan sekitar di angka 14 ribu kilogram atau 14 ton per hektar per tahunnya, dan itu masih tergolong rendah," sebut Ahmad Sukirman.

Selain itu, penyebab rendahnya produksi TBS Sawit karena faktor harga pupuk non subsidi yang tergolong mahal dan selalu naik sehingga memberatkan petani.

BACA JUGA:PT. SBS di Bengkulu Selatan Digeruduk Ratusan Toke dan Petani Sawit, Ini Tuntutannya

Saat ini, total luas lahan perkebunan kelapa sawit di Bengkulu Selatan mencapai 28 ribu hektar, dengan 26 ribu hektar di antaranya merupakan perkebunan yang sudah berproduksi.

"Patut kita maklumi karena kondisi masyarakar untuk melakukan perawatan ini memang berat, apalagi harga pupuk yang selalu meningkat," tambah Ahmad Sukirman. (cw1)

Sumber: