Waspada! Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) Tahun Ini Bertepatan Puncak Musim Hujan

Puncak Musim Hujan dan Fenomena La Nina Saat Libur Nataru, Waspada Cuaca Ekstrem-Istimewa-IST, Dokumen
RASELNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini bertepatan dengan puncak musim hujan yang diperparah oleh fenomena La Nina lemah.
"Kita sedang memasuki musim hujan, dan puncaknya di sebagian wilayah Sumatera dan Jawa terjadi pada akhir Desember hingga Januari," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Rapat Kerja Kesiapan Nataru dengan Komisi V DPR RI.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Wilayah Bengkulu dan Sekitarnya, Berdasarkan Informasi dari BMKG!
BACA JUGA:5 Jus yang Bisa Membuat Kulit Tetap Glowing Walaupun Cuaca Panas
Berdasarkan penjelesannya Dwikorita Karnawati, pada bulan Desember puncak musim hujan akan menerpa wilayah selatan Jawa, sedangkan pada Januari wilayah tengah hingga utara Jawa yang akan mengalami puncak musim hujan.
Dwikorita mengingatkan, intensitas curah hujan yang meningkat ini perlu mendapat perhatian serius, terutama karena dampaknya terhadap mobilitas masyarakat selama libur Nataru di wilayah Sumatera dan Jawa.
BACA JUGA:Berpotensi Kebakaran, Barang Ini Dilarang Ditinggalkan Dalam Mobil, Apalagi Cuaca Panas
BACA JUGA:5 Tanaman Hias yang Tahan Panas, Cocok Ditanam di Cuaca Ekstrem, Nomor 1 Ampuh Mengusir Nyamuk
Selain puncak musim hujan, fenomena La Nina lemah juga berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 20 persen di atas normal.
"Meningkatnya curah hujan hingga mencapai 20 persen dari rata-rata, hal ini disebabkan olah penomena La Nina lemah ini," Jelas Dwikorita.
Fenomena lain yang turut berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan adalah seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia dan gerombolan awan dari Samudra Hindia.
BACA JUGA:BREAKING NEWS : Cuaca Buruk, Perahu Nelayan Kaur Terbalik
BACA JUGA:Cuaca Panas di Bengkulu Masih Akan Terjadi Hingga Beberapa Waktu Kedepan, BMKG Sebut Ini Penyebabnya
Seruak udara dingin dapat memicu angin kencang, gelombang tinggi, serta banjir parah seperti yang pernah terjadi di Jakarta pada Januari 2020.
Sementara itu, gerombolan awan yang bergerak dari barat Indonesia juga berpotensi menambah intensitas hujan.
Dwikorita berharap, pada periode 20–28 Desember, gerombolan awan tersebut sudah bergeser ke timur.
Namun, BMKG akan terus memantau pergerakan awan tersebut untuk memastikan kondisinya tidak menghambat wilayah Jawa dan sekitarnya.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan Seluma Ingatkan Masyarakat Bahaya Cuaca Panas akibat El Nino
BACA JUGA:Cuaca Panas Bedengkang, Dinkes: Berdampak Bagi Kesehatan
"Kami berkeyakinan kalau awan tersebut nantinya akan bergeser, namun kita tetap harus waspada, siapa tau pergerakannya akan terhambat sampai dengan awan Januari," tutupnya.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terkini dari BMKG dan bersiap menghadapi potensi cuaca ekstrem selama libur Nataru. (**)
Sumber: